Warta Minggu Ini
OIKMAS DAN BERBAGI

“Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada ke-seimbangan”.

(2 Korintus 8 : 14)

November ini adalah bulan bertemakan Oikmas, yang kepanjangannya Oikoumene dan (Pelayanan) Masyarakat. Kita renungkan bagaimana cara kita memaknai oikumene dalam keseharian kita. Pengertian oikumene atau ekumene berasal dari bahasa Inggris: oikumene yang mana asal kata Yunaninya adalah oikumevn (oikoumene), yang terdiri dari kata oikos yang berarti ‘rumah’ dan mueviv yang berarti ‘berdiam’ atau ‘tinggal’.

Lebih dalam kata oikoumene mempunyai dua arti yang saling terkait. Pertama sesuai arti harfiahnya, ialah rumah kediaman. Kedua, maknanya adalah bumi yang dihuni manusia. Gerakan oikoumene merupakan gerakan untuk menjadikan dunia ini sebagai rumah hunian bagi manusia sebagai sebuah keluarga besar; dalam artian relasi antar denominasi gereja (kekristenan), antara agama Kristen dengan agama-agama lain, ideologi-ideologi, bahkan tentang lingkungan hidup dan seluruh ciptaan Allah. Bila diilustrasikan dunia ini seperti sebuah rumah adat di Indonesia yang memiliki banyak kamar atau bilik namun merupakan satu kesatuan, di mana penghuninya bisa saling berinteraksi dengan baik.

Dalam gerakan oikoumene, ciri yang khas adalah kesediaan untuk berbagi. Sebagai jemaat atau bagian dari suatu ‘keluarga dunia’ maka setiap penghuni diharapkan dapat berbagi. Nasihat Paulus kepada jemaat di Korintus menjadi dasar untuk berbagi. Semangat berbagi didasari bukan oleh kepentingan pribadi atau mencari siapa yang paling banyak memberi atau menerima. Sebaliknya berbagi dimaknai sebagai cara hidup yang seimbang. Pihak yang memberi tidak merasa paling berjasa, sebaliknya yang menerima tidak merasa sebagai pihak yang lemah. Dalam ‘rumah bersama,’ harmonisasi terjadi karena adanya keseimbangan. Suatu saat peran memberi dan menerima berganti dan berubah, tetapi keharmonisan tetap terjadi.

Karena itu semangat berbagi merupakan kontribusi kita dalam gerakan oikoumene, bahkan dapat memaknainya sebagai saluran berkat Tuhan dalam rumah bersama. Bisa dibayangkan bilamana kita dalam satu rumah besar dimana kita menjadi pribadi yang egois atau tidak mau tahu kesulitan yang lain atau permasalahan yang terjadi dalam rumah. Kita hanya peduli pada kepentingan kita sendiri atau hanya peduli urusan kita sendiri sehingga memperlakukan dirinya seolah-olah tinggal tanpa tanggungjawab atau kontribusi apapun. Semangat berbagi yang ditunjukkan oleh gerakan oikoumene ini mengajak kita untuk merenungkan apakah kita sudah menjadi pelaku firman Tuhan dalam hidup keseharian kita.

Saat ini di GKI Kayu Putih tersedia beberapa kegiatan berbagi di bulan Oikmas tahun ini, seperti program dukungan kasih bagi pelayanan Lembaga Alkitab Indonesia, membantu uang kuliah calon pendeta utamanya di STFT Jakarta, dan program lainnya. Marilah kita dukung dan ikuti program itu sebagai pewujudan iman percaya kita, yaitu berbagi kepada yang lain sebagai pewujudan partisipasi kita dalam gerakan oikoumene di rumah kita bersama.

(David I. Situmeang)

SERPIHAN KISAH DI MASA RAYA PASKAH 2024
“Sebab, segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.” (Roma 11:...