Warta Minggu Ini
MENGERJAKAN PANGGILAN DI DALAM KASIH KARUNIA

“Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaat pun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia.”
(Galatia 1 : 15 – 16)

Hanya ada dua periode kehidupan seorang Paulus: dari dahulu seorang yang menganiaya pengikut Kristus, menjadi seorang yang memberitakan Kristus (ay. 23). Dari seseorang yang tanpa batas menganiaya dan membinasakan, menjadi orang yang memberitakan Kristus di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi (ay. 13, 16). Periode hidup lama ke dalam periode hidup baru. Itulah kehidupan Rasul Paulus, yang dipilih dan dipanggil. Pertanyaannya, bagaimana Paulus memiliki periode kehidupan baru yang dipakai oleh Tuhan, bagaimana Paulus dipilih dan dipanggil? Apakah Paulus adalah seorang yang pintar? Ayat 14 mengatakan dia lebih maju dari banyak teman sebayanya. Apakah dia seorang yang taat aturan adat istiadat, itu artinya apakah dia seorang yang memang diperhitungkan-dipandang oleh bangsanya? Jelas sekali; ayat 14 juga mengatakan kalau dia seorang yang rajin memelihara adat istiadat. Tetapi apakah oleh karena kepandaiannya, statusnya, ia dipilih dan dipanggil dari kehidupannya yang lama dan dipakai menjadi alat Tuhan yang memberitakan iman? Ayat 15 menyatakan “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya.” Itu artinya Paulus mengakui bahwa ia dipilih dan dipanggil semata-mata oleh karena kasih karunia Allah. Jadi kalau Paulus menjadi rasul, maka dengan penuh rendah hati dia mengakuinya itu karena kasih karunia Tuhan. Lalu, bagaimana dengan kita? Bagaimana kita mengerjakan panggilan di dalam kasih karunia yang Tuhan berikan?

Yohanes Calvin, tokoh reformasi gereja, menyatakan bahwa, “Tuhan menetapkan tugas-tugas bagi setiap orang menurut jalan hidupnya masing-masing. Dan masing-masing jalan hidup itu dinamakan-Nya panggilan. Tidak ada pekerjaan apapun betapapun kecil dan hinanya yang tidak akan bersinar-sinar dan dinilai berharga di mata Tuhan.” Dengan pernyataan ini Calvin menegaskan bahwa apapun pekerjaan seseorang, pekerjaan itu adalah panggilan Tuhan. Misalnya saja, jika kita adalah seorang mahasiswa, maka kita dipanggil untuk menjadi mahasiswa yang bertanggung jawab, yang bersungguh-sungguh, berdedikasi, bermutu, jujur dan setia; sebab kita mengaku bahwa dari Tuhan sendirilah penugasan ini.

Oleh karena itu, panggilan Tuhan tidak hanya berlaku bagi pekerjaan ‘rohani’ saja. Segala jenis pekerjaan yang mendatangkan manfaat dan faedah bagi keberlangsungan hidup, maka itu merupakan panggilan Tuhan. Tiap jenis pekerjaan yang menopang kehidupan adalah panggilan Tuhan. Hal ini secara tidak langsung tersirat dalam bahasa yang digunakan untuk mengartikan panggilan. Dalam bahasa Inggris pekerjaan disebut vocation yang akarnya berasal dari kata Latin vocationem / vocare, yang berarti memanggil. Dalam mengerjakan berbagai pekerjaan, ada tuntutan untuk taat dan setia karena dalam pekerjaan itu terkandung panggilan mulia yang Tuhan berikan. Kiranya Tuhan menolong kita mengerjakan panggilan yang Tuhan berikan melalui karya kita.

(Fajar Junianto, M.Si (Teol))

SIAPA BILANG YESUS HANYA DIAM?
“Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang...