Warta Minggu Ini
KELUARGA YANG MENINGGIKAN TUHAN

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan… Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya… Hai anak-anak, taatilah orangtuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.”

(Efesus 5: 22, 25; 6: 1)


Teleskop adalah alat optik yang biasa digunakan untuk melihat objek yang sangat jauh, seperti bintang-bintang di langit, agar tampak lebih dekat dan jelas. Ketika memakai alat ini, objek yang jauh terlihat dekat, namun sebaliknya, dengan alat ini, kita justru tidak bisa melihat benda-benda yang dekat dengan kita. Kerap cara pandang teleskopis ini juga terjadi dalam kehidupan kita, termasuk di dalam kehidupan iman dan pelayanan kita. Seperti teleskop, kita lebih mudah melihat yang jauh, bahkan orang asing, namun tidak melihat orang-orang yang dekat dengan kita. Kita bisa begitu baik dan bersemangat dalam memerhatikan dan mengasihi yang berada di luar sana, namun lupa dan lalai memerhatikan lingkungan terdekat kita, yaitu keluarga kita sendiri.

Seperti apapun kondisinya, keluarga adalah lingkungan terkecil yang dianugerahkan Tuhan, tempat terbaik di mana kita bisa mempraktikkan kasih Allah dan memulai pelayanan kita. Keluarga adalah tempat pertama di mana kita bisa belajar untuk melepaskan ego dan tetap mengasihi anggota yang lain dengan konsisten, baik ketika mereka mengasihi maupun mengecewakan kita. Melalui bacaan firman Tuhan hari ini, kita diberikan panduan untuk menjalani kehidupan berkeluarga. Tuhan ingin kita mempraktikkan hidup sebagai pengikut Kristus, secara khusus di dalam keluarga. Sayangnya, bagian firman Tuhan ini kerap disalahgunakan dan dipakai untuk menekan atau menindas pihak lain. Padahal ayat ini justru mengajak kita untuk meninggikan Kristus dan mengelola ego dalam hidup kita berkeluarga.

Kita adalah keluarga Kristen. Identitas Kristen bukan sekadar aksesoris, namun menegaskan kekhususan kita sebagai anak Tuhan, memberikan perbedaan kepada kita sebagai pengikut Kristus, serta mengendalikan cara hidup kita. Setiap anggota keluarga memang memiliki posisinya masing-masing. Namun di dalam keluarga Kristen, yang paling penting adalah apakah kita sudah melakukan peranan kita masing-masing dalam rangka kerendahhatian kita kepada Tuhan. Posisi yang berbeda di dalam keluarga, seharusnya diikat oleh satu paradigma yang sama, yaitu untuk hidup meninggikan Kristus. Seperti inilah cara hidup keluarga pengikut Kristus, dikendalikan oleh komitmen dan tekad kuat untuk meninggikan Kristus.

Mari kita mengusahakan, merindukan, mendoakan keluarga kita, sehingga boleh menjadi kehidupan keluarga Kristen yang meninggikan Kristus. Soli Deo Gloria!

 

(Illona Farolan)

SIAPA BILANG YESUS HANYA DIAM?
“Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang...