
“Belilah kebenaran dan jangan menjualnya; demikian juga dengan hikmat, didikan dan pengertian.”
(Amsal 23 : 23)
Seorang pemandu wisata yang baik, pasti akan memperlengkapi dirinya dengan wawasan dan pengetahuan yang cukup untuk diberitakan kepada wisatawan yang dipandunya. Demikian juga seorang wartawan, sebelum menyampaikan suatu berita, biasanya dia menggunakan rumus 5W dan 1H, yaitu What, Who, When, Where, Why dan How. Apa yang diberitakan, siapa yang terlibat, kapan, di mana, kenapa dan bagaimana kejadian itu terjadi. Jika keenam unsur tersebut terpenuhi, maka berita itu menjadi akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dua orang arkeolog Kristen, David L. Baker dan John J. Bimson dalam bukunya Mari Mengenal Arkeologi Alkitab mengatakan bahwa sampai sekarang hasil arkeologi menguatkan kebenaran sejarah Alkitab secara garis besar; sehingga kita tidak perlu meragukan autentisitas laporan dalam Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru. Dengan kesabaran dan ketelitian, mereka masih mencari bukti-bukti yang masih tertutup dan tersembunyi oleh reruntuhan bangunan dan timbunan tanah berabad silam akibat bencana alam dan ulah manusia. Motto mereka sebagai arkeolog Alkitab adalah “ketiadaan bukti bukan berarti bukti ketiadaan.”
Alkitab telah kita percayai sebagai Firman Kebenaran yang ditulis dan disusun oleh para penulis dengan ilham Roh Kudus agar kita dapat mengenal karya keselamatan Allah bagi manusia. Contohnya saja, kita merayakan kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan dan sekarang sedang menantikan kedatangan Kritus kembali; semuanya bersumber dari Alkitab. Apabila kita sungguh mengimani bahwa Alkitab sebagai Firman Kebenaran, sesungguhnya Alkitab sangat berharga untuk hidup kita. Penulis Amsal mengingatkan kita, ketika kebenaran begitu berharganya, dapatkan itu dan jangan pernah menyia-nyiakannya. Dari Alkitab sesungguhnya kita bisa mendapatkan hikmat, didikan dan pengertian.
Penghargaan kita terhadap Alkitab sebagai Firman Kebenaran semestinya memotivasi kita untuk terus membaca dan mendalaminya sebab kita akan memperoleh kekayaan hikmat dari Allah. Begitu pula, penghargaan kita terhadap Firman Kebenaran dapat kita tunjukkan dengan kesediaan mendengar firman-Nya, salah satunya melalui pemberitaan Firman di gereja. Kita pun bisa memberi dukungan bagi para pemberita Firman melalui doa-doa yang kita naikkan bagi mereka agar mereka tetap menjadi pemberita Firman dengan setia, yang tak menjual Firman demi keuntungan dirinya sendiri. Kita perlu mendoakan agar Firman Kebenaran itu dapat hidup dalam diri setiap orang yang membaca dan mendalaminya sebagai kebenaran yang dilakukannya dalam hidup sehari-hari. Kiranya Firman ini juga yang akan menghidupi kita dalam menjawab tantangan dunia ini. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.
(Debby Puspita)