Warta Minggu Ini
SABAR

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.”
(1 Korintus 13 : 4)

Sabar. Itulah salah satu kata kunci penting dalam kehidupan keluarga kita! Suami harus sabar menghadapi tingkah laku isteri, begitu juga isteri harus sabar menghadapi tingkah laku suami. Tetapi, biasanya isterilah yang lebih sering dituntut untuk sabar menghadapi ulah, tingkah laku suami mereka. Salah satu kejadian yang paling sering dijumpai adalah, suami yang pulang kerja terlambat, entah karena lembur, entah karena jalan yang macet, entah karena suami sibuk dengan segala sesuatu di dunia maya selepas jam kerja.

Sementara itu, isteri menunggu di rumah. Jam tujuh malam biasanya suaminya tiba. Nasi sudah masak, makanan hangat siap sedia di atas meja, tapi yang dinanti tidak juga kelihatan batang hidungnya. Jam delapan malam hampir tiba. Masakan sudah dingin semua. Karena menduga bahwa suaminya akan tiba jam delapan malam, terpaksa masakan dipanasi kembali. Namun sang suami entah di mana rimbanya. Ada maksud hati ingin menelepon HP sang suami, tapi, takut ia disangka memata-matai. Halus sekali perasaan si isteri ini. Jam sembilan, jam sepuluh, kejadian yang sama terulang kembali. Masakan sudah bonyok, karena dipanasi berkali-kali. Hampir jam sebelas malam baru suaminya tiba dengan wajah yang kusut sekali. Si isteri merasa sangat gembira, sambil tersenyum manis ia menyapa, “Capek Pa?” Dalam hatinya ia berharap suaminya akan menjawab begini, “Capek sekali Ma, tapi melihat senyummu itu, hilang lenyap semua letih lesu.”

Sayangnya harapan tidak selamanya sesuai dengan kenyataan. Sambil menuding-nuding wajah si isteri, suaminya membentak dengan keras sekali, “Sudah tahu, tanya pula kau ini!!!” Si isteri sangat terkejut dibentak suaminya, namun ia berusaha untuk tetap sabar. Sekuat tenaga ditahannya deraian air mata, dengan terbata-bata ia berkata, “Pa.. mandi dululah Pa, selagi Papa mandi biar kupanasi dulu masakan ini, agar kita makan setelah Papa mandi nanti, Okeeh?” Entah mimpi apa si isteri semalam sebelumnya, dengan sangat cuek suaminya menjawab begini, “Aaah, makanlah Mama sendiri, sudah makan aku di kantor tadi.” Kecewa berat sekali si isteri mendengar jawaban suaminya. Pandangannya gelap, sekitarnya terasa berputar-putar. Untung ia masih tetap sadar hingga tidak sampai jatuh terkapar.

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus memberitakan bahwa salah satu sifat kasih adalah sabar. Sikap si isteri terhadap suaminya di atas menunjukkan kasih yang sempurna dari si isteri. Yang mendorongnya untuk bersikap sabar kepada suaminya adalah rasa cintanya. Rasa cinta mengalahkan kelelahan dalam menunggu, kejengkelan ketika segala hal yang baik diabaikan, dan pengorbanan yang dianggap tidak ada gunanya. Oleh karena itu, setiap pasangan suami isteri hendaknya saling memilliki kesabaran satu sama lain. Jangan hanya meminta agar isteri yang sabar, tapi para suami sendiri juga harus sabar. Kalau bicara jangan asal buka mulut saja, pakai juga hati nurani, agar apa yang terucap tidak menyakiti, atau bahkan melukai hati yang mendengarnya!

Kiranya Tuhan memberikan kita masing-masing kesabaran, agar kita dapat mengasihi pasangan kita dengan kasih yang tulus, seperti yang telah diteladankan oleh Yesus Kristus. Amin.

(Wis)

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT
“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah...