
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau”.
Ayub 42: 5
OS (inisial) adalah salah seorang teman kantor yang bersaksi tentang kesembuhan yang dia alami karena adanya campur tangan Tuhan. Dia percaya adanya titik balik (turning point), yaitu saat Tuhan bertindak setelah dia mengalami penderitaan yang berkepanjangan. Teman saya itu menderita kanker usus besar (colon cancer) dengan stadium lanjut. Pada tahun 2013 dia harus menjalani operasi, kemoterapi dan treatment medis lain yang cukup melelahkan. Dia harus menjalani apa yang dia sebut “berjalan dalam lembah kekelaman”. Dalam waktu yang cukup lama kesehatannya pasang surut dan kadang berada di titik terendah, di mana pertolongan medis pun dirasakan tidak cukup dan bahkan dokterpun sering angkat tangan. Pada saat seperti itulah dia tidak dapat mengandalkan pertolongan manusia dan juga kekuatan diri sendiri. Dia berdoa dan menjerit kepada Tuhan penciptanya. Dan tiba-tiba muncul turning point itu. Apakah itu dinamakan kemurahan Tuhan, campur tangan Tuhan atau dinamakan mukjizat, dia rupanya tidak terlalu peduli dengan istilah manusia. Tetapi yang dia percayai Yesus hadir menyembuhkan dan memulihkan dia. Sekarang di tahun 2025 ini, dua belas tahun setelah menjalani operasi, dia hidup sehat, segar bugar dengan berbagai aktivitas yang cukup banyak terutama di bidang sosial. Dulu dia mengenal Tuhan dari kata orang, tapi sekarang dia mengalaminya sendiri.
Ayub mempunyai penderitaan yang lebih hebat. Kita semua sudah tahu kisah tentang Ayub. Harta benda-nya habis, anak laki-laki dan perempuannya meninggal semua dan dia sendiri menderita sakit bisul yang busuk sekujur tubuhnya. Hal ini diperparah dengan sikap istri dan para sahabatnya yang tidak men-support malahan mencemooh dan membully-nya. Ayub mengalami penderitaan yang berkepanjangan, padahal dia tidak bersalah, tidak berdosa, dia hidup benar dihadapan Tuhan. Ayub memang lagi dikerjain oleh iblis. Sempat dia ragu dengan Tuhannya, tetapi akhirnya dia menyesal dan berserah. Tuhan akhirnya mendengarkan jeritan Ayub, Tuhan bertindak dan turning point itu hadir. Tuhan memulihkan segala kepunyaan Ayub sampai dua kali lipat. Dulu dia mengenal Tuhan dari kata orang, tapi sekarang dia mengalaminya sendiri.
Barangkali kita mengalami pergumulan kita masing-masing, bisa berupa kelemahan tubuh, kehilangan pekerjaan, kesulitan ekonomi, kehilangan orang yang kita cintai dan berbagai pergumulan lainnya yang merupakan “lembah kekelaman” kita. Namun yakinlah jika kita berdoa dan berserah kepada-Nya maka akan ada turning point. Ada saat Tuhan bertindak. Kapan turning point itu hadir, waktunya ada di tangan Tuhan. Terus kita imani agar kita mengalaminya sendiri dan jangan hanya bersandar pada “kata orang”
Pnt. Eko Wahyu Andriastono