
“Kata Yesus kepadanya, “Karena engkau telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.””
(Yohanes 20: 29) – TB2
Tomas lahir di Galilea dan dikenal sebagai salah seorang dari kedua belas rasul yang mengikut Tuhan Yesus. Tomas yang disebut juga Didimus (artinya: kembar) adalah seorang nelayan pembantu. Ia tidak memiliki perahu sendiri seperti Petrus dan Andreas. Hidupnya hampir selalu serba kurang. Hal inilah yang membuat dia bersikap selalu hati-hati, pesimis dan cepat menyangka akan terjadi hal yang buruk atas dirinya. Banyak orang yang mempunyai gambaran yang kurang tepat tentang Tomas. Meskipun demikian, Tomas dikenal berani. Tomas hadir dalam peristiwa Yesus membangkitkan Lazarus dan Perjamuan Terakhir. Di antara kedua belas rasul, Tomas dikenal sebagai orang yang tidak mudah mempercayai sesuatu. Sikapnya ini terlihat dengan sangat jelas dalam kaitannya dengan peristiwa penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Dalam Yohanes 20: 24 dituliskan demikian, “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (sumber: http://sathora.or.id)
Kita pun seringkali mempertanyakan hal yang tampaknya meragukan untuk dipercayai apalagi untuk diimani. Hal percaya seringkali harus diikuti dengan bukti. Berapa banyak aspek kehidupan yang kita jalani hampir semua memerlukan bukti sebelum muncul kepercayaan. Di dalam sebuah pergumulan kesusahan maupun pengambilan keputusan seringkali kita membutuhkan bukti sebelum yakin dan tenang bahwa segala sesuatunya akan baik atau keputusan yang diambil akan benar. Sebaliknya termasuk bila Tuhan tidak berkenan atas jalan atau keputusan yang akan kita buat / tempuh.
Bahkan ketika suara Tuhan kita dengar melalui saat teduh bersama-Nya, tetap saja kita memerlukan bukti bahwa Tuhan menjawab dan akan menolong. Ya, bukti dari apa yang kita lihat dan dengar dari berbagai sumber yang kita sendiri yakini. Kalau begitu kapan kita percaya Tuhan yang memimpin langkah hidup kita? Tuhan menjawab atau menjamah kita? Terlebih percaya Tuhan Yesus telah menjadi juru selamat kita?
Dari pengalaman pribadi, sungguh diperlukan waktu tenang dan diam bersama Tuhan untuk menjadi percaya. Sikap seperti Tomas terjadi berulang kali bukan hanya sekali. Dan diakhiri dengan suara Tuhan: percayalah! “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Yang diikuti dan dirasakan dengan pemenuhan janji Tuhan. Haleluya!
Pnt. Dewi Muliaty