Warta Minggu Ini
SILIH BERGANTI

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya;… ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari”.

(Pengkhotbah 3: 1, 4)

Tidak ada suatu hal pun yang abadi di dunia ini. Kira-kira itulah intisari dari Pengkhotbah 3. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita berjumpa dengan berbagai pengalaman; menyenangkan dan menyedihkan, kegagalan dan keberhasilan, dsb. Umumnya, kita tidak akan menemukan masalah jika berhadapan dengan realitas yang menyenangkan dan membawa keberhasilan. Hal yang sering kita lihat sebagai masalah ialah realitas yang menyedihkan dan membawa kita pada kegagalan.

Jika kita bersedia berguru pada Pengkhotbah, maka kita bisa belajar menyadari bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, baik itu realitas yang menyedihkan ataupun menyenangkan. Jika kita sedang berhadapan dengan realitas yang menyedihkan, sadarilah bahwa masa ini akan berlalu. Tidak selamanya kita akan meratap dan merasa sedih. Akan ada masa lain yang menghibur dan menguatkan kita. Begitu juga ketika kita sedang berhadapan dengan realitas yang menyenangkan. Ada baiknya kita menikmati masa tersebut sambil terus mengingat kalau masa ini pun akan berlalu. Kesenangan dan kebahagiaan pun tidak akan berlangsung selamanya. Akan datang masa-masa lain yang turut mengajarkan sesuatu kepada kita. Dengan demikian, kita bisa menjadi orang-orang yang berbahagia tanpa menjadi sembrono dan lupa diri.

Kesadaran bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini akan membantu kita untuk menjadi pribadi yang senantiasa berpengharapan di dalam Tuhan. Kita tidak akan membiarkan diri hanyut dalam realitas yang sedang kita hadapi, melainkan kita akan berusaha mengendalikan diri untuk tetap berpengharapan dan menjadi pribadi yang rendah hati di hadapan Allah. Berpengharapan karena kita tahu bahwa akan ada waktunya kita mengganti tangisan sedih kita dengan senyuman bahagia. Rendah hati karena kita bersedia menjalani kesenangan yang diberikan Tuhan dengan bertanggung jawab dan tidak lupa diri. Kita sadar bahwa kesenangan kita juga adalah hal yang tidak abadi.

Keadaan yang silih berganti ini tidak hanya dialami oleh manusia, tapi juga oleh seluruh makhluk di bumi. Mulai dari perubahan yang sifatnya sederhana, sampai perubahan yang kompleks. Itu tandanya, siapa pun atau apa pun peran kita, kita sama-sama mengalami perubahan dan akan terus hidup dalam perubahan yang silih berganti itu. Ketika Tuhan telah memberikan hidup kepada kita, maka kita pasti bisa bertahan dalam keadaan yang silih berganti. Untuk itu, mari kita bersama berjuang untuk tetap memberikan yang terbaik dari yang bisa kita lakukan, sembari tetap menjadi orang yang memiliki pengharapan dan kerendahan hati. Tuhan, Sang pemberi kehidupan, tentu akan menolong kita.

(Hani H. Tjahjadi, S.Fil.)

SELALU ADA KEKUATAN
“TUHANlah kekuatan umat-Nya dan benteng keselamatan bagi orang yang diurapi-Nya!” Mazmur 28: 8 (TB-2) Biji yang ditabur di tanah...