Warta Minggu Ini
SEMUA ADA WAKTUNYA

“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.”

(Pengkhotbah 3 : 1)

Dalam kebaktian akhir tahun kemarin, keluarga kami memiliki tradisi untuk mengutarakan suka dan duka yang kami alami sepanjang tahun 2018 serta resolusi pada tahun 2019. Ternyata tanpa disadari, setiap anggota keluarga mempunyai cerita sedih, namun ada juga hal yang menyenangkan di tahun lalu. Tadinya sebagai ayah, saya berpikir anak-anak kami semuanya dalam kondisi senang dan aman tentram saja. Padahal saya pernah berucap kepada isteri saya bahwa sebagai manusia kita harus bersiap untuk menghadapi kesulitan sebab hidup seperti roda yang berputar, kadang kita berada ‘di atas’ kadang ‘di bawah’.

Prinsip hidup seperti roda, saya hayati bersumber dari kitab Pengkhotbah 3 yang mengingatkan kita bahwa “untuk segala sesuatu ada waktunya”, artinya ada waktu tertawa namun ada juga waktunya kita menangis. Hidup seperti roda, tak selalu hidup ini menyenangkan dan menyedihkan; selalu berganti antara suka dan duka. Apa yang tertulis dalam kitab Pengkhotbah ini, menurut saya, masih relevan dalam kehidupan kita, khususnya saat kita memasuki tahun 2019. Tentunya sebagai manusia, kita merasakan beratnya hidup ini ketika menjalani masa-masa sulit. Kesabaran dan daya juang untuk bertahan menjadi karakter yang perlu kita miliki saat kesulitan itu hadir dalam hidup kita. Sebagai orang Kristen, saat masa-masa derita itu terjadi, kita diharapkan tidak kehilangan pengharapan dan terus berjuang untuk bertahan menjalaninya. Tentu saja semua itu bisa kita lakukan hanya dengan pertolongan Tuhan.

Sebenarnya daya tahan terhadap kesulitan merupakan karunia dari Allah. Dia memberikan janji-Nya untuk memberi kekuatan pada saat kita merasa lemah dan tak berdaya. Seperti sang Pengkhotbah menyatakan bahwa akhirnya Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya (ay. 11), begitu pula hidup kita yang dipenuhi oleh suka dan duka. Bagaimana kita belajar menemukan makna hidup di balik semua kejadian dalam hidup kita, merupakan salah satu karunia bertahan yang Allah berikan kepada kita. Pada saat kita membuat keputusan yang berhikmat dari situasi yang tak mudah, ini pula merupakan bagian dari karya-Nya bagi kita. Bahkan saat duka itu terjadi, kita mampu mengucap syukur atas apa yang terjadi, sesungguhnya kita sedang mendapatkan kekayaan kasih karunia Allah.

Karena itu, ketika kita memasuki tahun 2019 ini baiklah kita dengan rendah hati meminta tuntunan Tuhan dan memohon kepada-Nya agar Dia menjaga kehidupan kita. Percayalah bahwa kita akan kuat dalam menjalani setiap masa sulit dalam hidup ini sebab ada kasih-Nya yang ajaib. Selamat Tahun Baru. Selamat merangkai makna hidup bersama dengan Allah yang mengaruniakan daya bertahan bagi kita semua. Kiranya Tuhan memberkati kita.

(David I. Situmeang)

ANTUSIASME BERIBADAH
“Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan...