Warta Minggu Ini
RENCANA TUHAN

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”

(Kejadian 50 : 20)

Bukan perkara mudah untuk memahami seluruh rencana Tuhan dalam hidup kita, terutama ketika rencana-Nya berbeda dengan rencana kita. Ketika kita mengikuti rencana-Nya, kita seringkali harus melewati jalan yang berliku yang membuat kita ragu untuk terus melangkah atau berhenti dan mencari jalan lain yang lebih mudah.

Salah satu tokoh Alkitab yang hidupnya berliku dan ada dalam rencana agung Allah adalah Yusuf. Saya tertarik dengan pergulatan batin Yusuf, hasil rekaan dari penyanyi David Campbell dalam lagunya yang berjudul “Better Than I” telah memberikan refleksi yang dalam dari pergumulan memahami rencana Tuhan. Perhatikanlah beberapa penggalan liriknya:

I thought I did what’s right
I thought I had the answers
I thought I chose the surest road
But that road brought me here

You know better than I
You know the way
I’ve let go the need to know why
For you know better than I

Dari lirik lagu ini kita bisa merasakan bagaimana Yusuf berada pada titik nadirnya, dia berpikir sudah melakukan yang benar tetapi akibatnya dia mengalami hal-hal buruk dalam hidupnya. Berawal dari kebencian saudara-saudaranya karena Yusuf diperlakukan istimewa oleh ayahnya. Rasa iri dan benci dari saudara-saudaranya berakhir ketika mereka menjual Yusuf. Yusuf yang bermimpi kelak akan menjadi pemimpin harus menjalani hidup sebagai budak di Mesir. Berbeda jauh sekali antara mimpi dan kenyataan.

Namun bagaimanapun kehidupan berat yang dijalani Yusuf, dia meyakininya sebagai rencana Tuhan. Dalam perjalanan yang berliku itu Yusuf belajar menjadi pemimpin yang berintegritas untuk memelihara hidup keluarganya dari kelaparan berat. Semangat hidupnya diasah dalam kesusahan. Kejernihan hatinya diuji dalam pengkhianatan dan fitnah keji atasnya. Kesetiaannya dipertaruhkan untuk bertahan di tengah penderitaan. Karena itu, saat perjumpaannya kembali dengan para saudaranya, dia menyatakan imannya bahwa Allah memiliki rencana yang baik bahkan mengubah rencana yang jahat menjadi indah pada waktunya.

Saat ini mungkin kita masih belum mengerti sepenuhnya apa rencana Tuhan. Belajarlah bersikap seperti Yusuf yang tetap bertahan menjalani rencana Tuhan dalam hidupnya; walaupun jalannya adalah jalan salib, via dolorosa. Jalan penderitaan tidak selalu berakhir pada kesedihan. Jalan penderitaan apabila kita belajar dari prosesnya, pasti proses tidak mengkhianati hasil akhirnya.

Saya teringat kisah lucu dari Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata. Suatu hari anak-anak SD Belitong mencoba mencari jalan pintas untuk lulus sekolah dengan mencari dukun. Perjuangan mereka menemui dukun itu tidaklah mudah bahkan hampir menyerah. Akhirnya mereka berhasil menemuinya dan mendapatkan azimat berupa kertas yang harus dibaca setelah mereka tiba di rumah. Kertas itu bertuliskan: “Mau lulus? Ya belajar!” Sekalipun kedengaran cerita ini lucu, tapi ada benarnya bahwa perjalanan hidup seperti apapun mengajak kita untuk belajar agar lulus pertandingan dalam hidup ini.

(Debby Puspita)

PERTEMANAN SEHAT, BERKAT YANG MENYEJUKKAN JIWA
“Seorang sahabat mengasihi setiap waktu, seorang saudara dilahirkan untuk waktu susah” Amsal 17: 17 Semakin dewasa, kita sering menyadari...