“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”
(Yohanes 14 : 27)
Tahun 1971, John Lennon merilis lagu berjudul Imagine. Terus terang lagu ini banyak dikecam oleh kaum beragama. Gereja pada waktu itu, misalnya, menganggap lagu ini menyesatkan banyak orang. Penyesatan dilakukan Lennon, sebab dia dianggap menebarkan benih-benih ketidakpercayaan terhadap ajaran agama yang paling diimpikan orang yang beragama, yaitu surga, serta neraka sebagai kontranya. Dengar saja lirik lagunya: “Imagine there’s no heaven. It’s easy if you try. No hell below us. Above us only sky….” Karena itu gereja melarang para anggotanya untuk menyanyikan lagu ini dan mengeluarkan semacam ‘fatwa’ tentang kesesatan lagu ini.
Sebenarnya Lennon dan istrinya, Yoko Ono, ketika menulis lagu ini sedang menyerukan ‘anti perang’. Beberapa tempat di dunia sedang terjadi gejolak peperangan. Yang paling terkenal adalah Vietnam War yang baru usai di tahun 1975. Penyebab perang itu sendiri beragam, mulai dari sentimen agama, kepentingan politik-ekonomi bahkan keingingan berkuasa. Lennon membayangkan kalau saja agama ‘tidak menjual’ ajaran surga dan neraka, atau negara tidak rakus untuk menguasai wilayah lain, pasti damai itu terjadi di muka bumi.
Ide Lennon dan isterinya dalam lagu Imagine, bagi saya, merupakan tafsiran dari perkataan Tuhan Yesus tentang damai sejahtera yang diberikan-Nya kepada para murid-Nya yang tercatat dalam Injil Yohanes. Sebelum Dia pergi meninggalkan para murid-Nya, Tuhan Yesus memberi kekuatan dengan janji-Nya bahwa para murid-Nya yang masih berada di dunia dan melayani dunia ini akan mendapatkan damai sejahtera. Seberat apapun tugas mereka, penderitaan yang harus mereka tanggung tidak akan menghilangkan damai sejahtera di bumi ini. Inilah berita keselamatan yang Tuhan Yesus bawa ke dunia, bahwa Kerajaan Allah bukan hanya ada di ‘negeri seberang’ saja, yang tergenapi pada waktu Dia datang kedua kali. Tetapi Kerajaan Allah telah ada saat Dia datang pertama kali ke dunia hingga saat ini. Oleh karena itu para teolog Kristen kemudian mengatakan bahwa orang Kristen perlu memerhatikan Kerajaan Allah masa kini di mana panggilan damai sejahtera harus dilakukan oleh setiap pengikut Kristus pada saat mereka hidup di dunia ini.
Terus terang, lagu Imagine sekarang ini kembali menggema. Seolah apa yang Lennon katakan dalam lagunya ini, sekarang menjadi ramalan yang terwujud. Agama, termasuk Kristen, menjual ajaran surga dan neraka untuk mengancam orang lain yang tidak sejalan dengan keinginannya. Bahkan yang lebih gila, pilihan politik seseorang menentukan dia masuk surga atau neraka. Akhirnya, surga dan neraka bukan lagi menjadi ajaran yang mendatangkan damai sejahtera, malahan perang dan menebar kebencian di antara sesama manusia.
Sekarang saatnya bagi kita untuk kembali pada mimpi Kerajaan Allah yang mewujudkan damai sejahtera di dunia ini. Jangan biarkan kita menjual ‘surga dan neraka’ yang memisahkan orang dari cinta kasih. Mari bermimpi bersama Lennon untuk perdamaian dunia: “You may say I’m a dreamer. But I’m not the only one. I hope someday you’ll join us. And the world will be as one.”
(Pdt. Linna Gunawan)