Warta Minggu Ini
PERSEKUTUAN KASIH BERSAMA ALLAH

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”

(Kolose 3 : 23)

Salah satu renungan awal tahun yang melekat dalam ingatan saya adalah tentang persekutuan kasih bersama dengan Allah. Kala itu sang pengkhotbah menyampaikan kisah baptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis. Sekalipun Allah, namun Dia tidak menggunakan kuasa-Nya untuk mendapatkan prioritas. Dia tetap menjalani proses baptisan yang umumnya dijalani oleh orang Yahudi. Baptisan ini menunjukkan bela rasa-Nya sebagai Allah yang mau menjalani apapun yang dijalani oleh manusia. Hidup dalam persekutuan kasih bersama Allah berarti kita pun diajak turut berbela rasa dengan sesama, mengikuti apa yang diteladankan oleh Tuhan kita.

Entah mengapa hari itu saya mendapatkan contoh konkrit dari khotbah yang baru saja saya dengar. Saat saya pergi bertemu dengan seorang kawan di kedai kopi yang ramai, saya melihat ada satu meja kosong di depan saya berdiri. Saya dan kawan saya berjalan mendekati meja tersebut. Namun, tiba-tiba seorang pramuniaga mendekati saya dan mengatakan: “Maaf Bu, meja itu sudah dipesan oleh tamu di sebelah meja tersebut.” Dengan sedikit terkejut, saya memandang satu keluarga yang sedang duduk berempat namun memesan tiga meja untuk mereka. Saya menuruti permintaan sang pramuniaga. Akhirnya setelah menunggu beberapa saat, saya dan kawan saya mendapatkan meja dan tempat duduk. Ketika saya hendak pulang, saya melihat meja tersebut tetap masih kosong dan tidak ada satu orang pun yang duduk di kursi kosong tersebut. Entah apa yang ada di dalam pikiran keluarga tersebut melihat orang lain membutuhkan tempat, sementara mereka mendominasi tempat duduk yang ada tanpa menggunakannya. Bagi saya inilah contoh konkrit dari sulitnya hidup dalam persekutuan bersama dengan Allah. Meniru, mencontoh, melakukan apa yang Allah lakukan bukanlah hal yang mudah.

Rasul Paulus menasihati jemaat Kolose dalam kaitannya hidup berelasi dengan sesama sebagai tanda hidup baru. Hidup di dalam kasih, baik relasi antarkeluarga, atasan-bawahan, dan berbagai relasi lainnya. Intinya kasih yang menghadirkan kebaikan, keramahtamahan, kemurahan hati, saling menghormati dan menghargai merupakan cara hidup baru dari orang-orang yang telah menerima anugerah keselamatan dari Allah di dalam Yesus Kristus. Interaksi kita dengan sesama merupakan bagian dari persekutuan kita bersama Allah. Karena itu, Paulus mengingatkan agar apapun yang jemaat lakukan, terutama kasih kepada sesama, lakukan itu seperti melakukannya untuk Tuhan, bukan untuk manusia.

Marilah Saudara, di dalam mengarungi tahun 2019 ini, kita didapati terus menebarkan kebaikan dan terus belajar dari teladan Yesus untuk tidak menggunakan ‘kuasa’ kita dengan merendahkan dan menindas orang lain. Biarlah kita boleh menjadi duta-duta (baca : utusan) kebaikan Tuhan melalui interaksi kita dengan sesama kita. Tuhan sendiri yang akan memampukan kita untuk terus belajar memberi diri kita dan menebarkan kasih itu terhadap sesama seperti kita melakukannya bagi Tuhan. Soli Deo Gloria.

(Kumalawati Abadi)

SETIAP MANUSIA DICIPTAKAN INDAH
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka… Maka Allah...