Warta Minggu Ini
OMA YUN DAN HUT ke-35 GKI KAYU PUTIH

“Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!.”
(Roma 12 : 16)

Jumat pagi, tepatnya tanggal 8 Oktober 2015, saya melawat Oma Yun, salah satu founder GKI Kayu Putih. Oma Yun tidak pernah ingat nama saya, tapi dia selalu hafal wajah saya. “Kamu, yang suka khotbah di depan kan? Saya ingat wajah kamu, tapi saya lupa nama kamu.” Setiap bertemu dengan Oma Yun, saya seperti berjumpa dengan almarhumah nenek saya. Bagi yang belum kenal Oma Yun, dia adalah seorang oma yang ceria dan tulus. Dia rajin membaca Alkitab dan menyalinnya di buku tulisnya. Dalam percakapan dengan Oma Yun, saya menanyakan, “Apa harapan Oma Yun buat GKI Kayu Putih yang sedang berulang tahun ke-35?” Lalu, Oma Yun menjawab, “Ya, sekarang kalau ke gereja udah banyak orang baru yang saya tidak kenal. Tapi, saya bersyukur karena kedatangan orang baru ke gereja kita adalah anugerah Tuhan. Senang rasanya kalau saya menyapa orang baru. Saya juga senang kalau ketemu teman-teman lama di gereja setiap hari Minggu. Sederhana saja, saya berharap agar GKI Kayu Putih tetap kompak. Enak kan kalau punya teman?”

Satu hal yang saya rasakan ketika mengunjungi Oma Yun, saya merasakan aura ketulusan dan kesederhanaan dari dirinya sebagai salah seorang founder. Dalam ketulusan dan kesederhanaan, Tuhan memberkati GKI Kayu Putih hingga seperti sekarang ini. Ya, kesederhanaan, ketulusan dan rahmat Allah menjadi tiga kata kunci dalam perjalanan GKI Kayu Putih. Kesederhanaan serta ketulusan juga yang membuat kita mampu menerima orang lain, yang berbeda sekalipun.

Karena itu, ketika kita merindukan suatu gereja yang dipenuhi persahabatan, saya rasa yang menjadi kunci utama adalah ketulusan dan kesederhanaan. Kita menyadari bahwa diri kita bukanlah orang hebat. Kita hanyalah orang sederhana yang Tuhan pakai. Kemudian saya jadi teringat akan perkataan Jean Vanier, pendiri Komunitas L’arche. Jean Vanier berkata bahwa sebuah komunitas tercipta ketika para anggotanya menerima kenyataan bahwa masing-masing dirinya bukanlah superhero. Akan tetapi, masing-masing anggotanya menyadari ruang kerapuhan dan ketidaksempurnaannya. Dalam kesederhanaannya, biarlah kita menjadi seperti anak kecil yang sederhana, Menjalani hidup ini dengan ketulusan dan tanpa intrik. Penuh cinta dan rasa syukur. Dalam hal ini, perkataan Paulus dalam Roma 12:16 menjadi begitu bergema, “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!.”

Bagi saya, momen ulang tahun adalah sebuah “present”, atau sebuah kado dari yang Illahi. Ketika kadonya dibuka, kita mendapat kesempatan untuk melakukan sebuah momen reflektif: mengilas balik untuk menatap ke depan, seraya menjalani hari ini sebagai sebuah anugerah. Dengan mengilas balik melalui pembelajaran dari para founders kita, saya berharap bahwa kesederhanaan, rasa syukur, ketulusan dan cinta kasih Illahi akan mewarnai derap langkah pengembaraan kita bersama sebagai seorang sahabat dari sekarang sampai seterusnya. Selamat Ulang Tahun ke-35 GKI Kayu Putih! Selamat berderap bersama. Salam persahabatan.

(Pnt. Yesie Irawan Lie, S.Si. (Teol)

PENDIDIKAN YANG TERPENTING
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada...