Warta Minggu Ini
NATAL DAN KITA

“Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
(1 Korintus 12 : 12 – 13)

Menyambut Natal bagi kebanyakan umat Kristiani seringkali terjebak untuk berpikir tentang suasana Natal yang meriah dengan berbagai ornamentasinya makanan dan minuman, pakaian baru dan sedikit renungan Natal. Sedikit jika kita bandingkan dengan kelahiran dan perjalanan hidup manusia yang bertahun-tahun. Ulang Tahun kelahiran Yesus Kristus disambut layaknya ulang tahun manusia biasa. Padahal Yesus Kristus adalah Putra Allah yang telah mengorbankan darah dan nyawa-Nya untuk keselamatan kita. Dia pun mewariskan ajaran dan berbagai teladan yang wajib kita refleksikan dalam diri dan kehidupan kita sehari-hari, sehingga orang akan melihat Yesus Kritus dalam diri kita. Panggilan ini seringkali dianggap tidak mungkin, karena kita tidak akan dapat melakukan hal yang sama seperti yang Yesus lakukan. Anggapan ‘tidak mungkin’ ini dapat merenggut kemauan dan kemampuan kita untuk berusaha mewujudkan perintah-Nya dalam kehidupan orang Kristiani yang telah ditebus dosa-dosanya oleh darah-Nya.

Bagaimana mengisi persiapan dan perayaan Natal dalam hidup keseharian kita? Umat Kristiani, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seringkali dinilai eksklusif dan kurang berkontribusi. Saya membayangkan kita, sebagai umat Kristiani, akan lebih berbahagia apabila dalam menyambut ulang tahun kelahiran Yesus Kristus kita mereduksi aspek seremonial dan pesta. Sebaliknya kita mewujud-nyatakan ajaran, pesan dan teladan Yesus Kritus dalam kehidupan kita dan bangsa ini. Saya ingat Paulus pernah berkata bahwa sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, mauipun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minun dari satu Roh (1 Korintus 12 : 13 – 14). Berdasarkan surat Paulus ini, maka sebaiknya setiap orang Kristiani tidak saling membedakan diri hanya atas dasar kondisi ekonomi, pendidikan, warna kulit, beda bahasa, beda kedudukan, dan lain-lain. Jangan biarkan kita menjadi kelompok-kelompok eksklusif dalam masyarakat. Marilah kita saling melayani seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Petrus 4 : 10) bersama dengan saudara sebangsa dan penduduk dunia ini.

Apabila kita menaruh kepeduliaan terhadap kehidupan bangsa, maka itu artinya kita sedang memancarkan sinar kasih Kristus dalam hidup umat Kristiani berbangsa dan bernegara. Kita tahu masih banyak pekerjaan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan sesama anak bangsa yang kurang mampu dan kurang beruntung, menegakkan keadilan dalam aspek hukum di Nusantara ini, meningkatkan kesehatan serta pendidikan melalui kontribusi umat Kristiani. Dengan cara ini diharapkan umat Kristiani dapat ikut andil dalam menjaga NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika dan mengamankan serta mengamalkan Pancasila sebagai Dasar Negara kita. Dengan demikian kita turut serta dalam panggilan untuk menghapus diskriminasi dan radikalisme yang sedang mewabah di dalam masyarkat kita. Selamat Natal bagi kita semua. Damai di bumi!

(Basuki Arlijanto)

GAMBAR TUHAN YANG BEKERJA
“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh sangat baik” (Kejadian 1: 31a – TB2) Apakah Anda pernah merasa...