“Tanah pun mengeluarkan tunas-tunas muda: berbagai jenis tumbuhan yang menghasilkan biji dan berbagai jenis pohon yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik”.

Kejadian 1: 12

Mimosa Pudica adalah tanaman putri malu. Setiap jalan pagi bersama putra saya, dia pasti selalu mencari tanaman putri malu. Karena dia senang melihat tanaman ini saat disentuh bisa bergerak. Tanaman ini tumbuh liar di pinggir-pinggir jalan. Sepertinya tidak ada orang yang mau secara sengaja menanamnya di rumah, layaknya menanam tanaman yang menghasilkan buah atau sebagai tanaman hias.

Belakangan saya baru mengetahui kalau tanaman putri malu yang tumbuh liar ini ternyata memiliki banyak manfaat sebagai tanaman obat. Mengutip dari laman agrotek.id, manfaat tanaman putri malu sebagai obat bisa untuk meredakan batuk, mengatasi insomnia, menyembuhkan luka penderita diabetes, mengobati hepatitis, mengatasi demam dan lainnya. Sebagai tanaman yang tidak dibudidayakan, dan tumbuh secara liar, tanaman putri malu memiliki manfaat yang luar biasa bagi manusia. Dan tersedia cuma-cuma di sekitar kita.

Membaca cerita penciptaan di kitab Kejadian, Allah selalu menyatakan bahwa karya penciptaan-Nya baik. Tanaman putri malu adalah salah satu karya Tuhan yang amat baik dan bermanfaat luar biasa bagi kehidupan manusia. Padahal tanaman ini tidak selalu jadi perhatian karena tumbuh liar dan tanpa ada yang memelihara secara khusus.

Lalu ada pertanyaan terbersit di benak saya sebagai refleksi pribadi. Jika tanaman putri malu yang tumbuh liar tanpa perlu dirawat secara khusus saja, bisa sedemikian banyak memberi manfaat bagi kehidupan. Bagaimana dengan saya, yang diciptakan jauh lebih istimewa karena disebut sebagai imago Dei – gambaran Allah? Apakah hidup saya sudah sungguh berdampak dan bermanfaat bagi dunia di sekeliling saya? Apakah orang dapat melihat gambar Allah lewat kehidupan saya? Dari tanaman putri malu saya mungkin harus belajar lebih banyak, untuk bisa memberi dampak yang baik dan memberi manfaat bagi dunia di sekeliling saya, karena Allah sudah menciptakan saya dengan amat baik.

(Pnt. Sailorina Herawanni)