Warta Minggu Ini
MAHALNYA SEBUAH RASA PERCAYA

“Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia”. (Mazmur 37: 3)

Beberapa saat lalu, saya disibukkan dengan tugas dari perusahaan yang membuat saya harus sering melakukan perjalanan udara. Tidak jarang saya harus berangkat menuju bandara pagi hari dan kembali ke Jakarta tengah malam dengan flight terakhir. Ada kalanya saya harus kembali ke Jakarta hari Jumat malam dan bergelut dengan kemacetan ibu kota serta menunggu antrian taksi bandara yang sangat panjang. Badan terasa sangat lelah karena sudah seharian bekerja dan tiba di Jakarta masih harus menunggu antrian taksi. Rekan kerja saya bahkan pernah mengantri taksi hingga dini hari karena sangat lama sekali menunggu supply taksi tersebut dan mengakibatkan kesehatannya terganggu. Belajar dari pengalaman rekan saya tersebut, atasan saya memberikan saya privilege untuk menggunakan taksi premium untuk menghindari antrian yang terlampau panjang.

Sambil menunggu antrian, saya memandang sekeliling saya dan memperhatikan keadaan. Wajah penumpang nampak lelah, ngantuk dan geram dengan antrian. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang saya duga adalah penjaja jasa sewa mobil atau terkadang disebut taksi gelap yang sibuk menjajakan jasa taksi gelap tersebut. Penjaja tersebut mengungkapkan fakta yang menarik, misalnya, tidak perlu menunggu langsung diangkut ke tujuan, tarif yang lebih murah dan biaya tol ditanggung. Penjaja tersebut menjelaskan kondisi kemacetan Jakarta dan supply taksi yang semakin malam menipis. Apa yang diungkapkan penjaja taksi gelap tersebut tidak salah, logis, faktual dan bisa jadi benar.

Namun, penumpang tetap antri pada antrian taksi premium tanpa menghiraukan tawaran dari penjaja taksi gelap itu. Saya mengamati bahwa tawaran dari taksi gelap tersebut sepertinya tidak dipercaya dan para penumpang lebih mempercayai bahwa taksi premium tersebut memberikan keamanan dan keselamatan, walaupun tarifnya lebih mahal dan antriannya masih panjang. Untuk suatu hal yang kita percaya dan yakini ada suatu harga yang harus kita bayar. Harga sebuah kepercayaan kita itulah yang tidak ternilai, meskipun tampaknya sulit dan melelahkan, kita tetap setia menunggu antrian taksi premium itu. Apakah tawaran penjaja tadi salah? Belum tentu juga, bisa jadi benar.

Sama halnya dengan kepercayaan atau trust kita pada Tuhan, ada harga yang harus kita bayar untuk tetap setia mempercayai Tuhan. Kita seringkali berpikir bahwa harga atas kepercayaan kita kepada Tuhan terlalu mahal dan sulit untuk diterima. Ini juga yang diajarkan pemazmur kepada umat agar umat memperlihatkan kepercayaannya kepada Tuhan dengan setia. Saat mereka harus menempati tanah asing karena perintah Tuhan, pemazmur mengajak umat untuk setia walaupun mungkin mereka tidak nyaman dengan tanah asing tersebut.

Isaac Watts seorang teolog dan penulis kidung terkenal dari Inggris mengatakan bahwa belajar untuk mempercayai sesuatu adalah tugas terberat dalam hidup. Sebagai orang Kristen, kita sering kali dihadapkan pada tawaran-tawaran yang sulit untuk ditolak begitu saja. Kepercayaan kita pada Tuhan walaupun sulit dan mahal sudah pasti akan membawa kita hingga selamat tiba di tujuan, sedangkan tawaran yang lain masih belum pasti.

Tetaplah setia dalam trust kita kepada Tuhan, berdiri dalam antrian-Nya, menikmati perjalanan-Nya sampai kita ditibakan dengan selamat oleh Tuhan di tujuan akhir kita.

(Yanuar Tedjawidjaja)

MERESPONS HIDUP MELALUI KACAMATA IMAN
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak...