
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”
(Ulangan 31 : 6)
Natal baru saja usai kita rayakan seminggu yang lalu. Natal merupakan momen yang indah bagi saya, apalagi kalau saya mengingat kenangan malam Natal sewaktu isteri saya masih hidup enam tahun yang lalu. Biasanya, setiap malam Natal saya paling senang dan selalu mendengarkan lagu “O Holy Night” dengan suasana yang hening. Walaupun isteri saya telah meninggal dunia enam tahun lalu, tetapi saat mendengarkan lagu ini saya selalu merasakan seakan isteri saya masih ada di samping saya. Seperti dulu, saya merasakan isteri saya hadir dengan senyuman yang manis dan perkataannya yang selalu menghangatkan hati saya. Sungguh ini merupakan kenangan yang indah bersama isteri saya saat mendengarkan lagu ini pada hari Natal.
Saya bersyukur kenangan Natal bersama isteri terkasih tidak pernah hilang dalam diri saya. Kenangan ini bukan cuma sekadar kenangan cinta kasih kami, tetapi setiap kali menikmati kenangan Natal bersama mendiang isteri, saya menikmati rancangan damai sejahtera Tuhan buat hidup saya dan keluarga. Sambil menikmati alunan lagu “O Holy Night,” saya menikmati pula cinta kasih Tuhan yang penuh dengan kedamaian, ketenteraman dan luapan sukacita yg luar biasa. Seolah lagu yang ditulis oleh Adolphe Adam yang saya dengarkan dengan iringan pemain musik tiup, Kenny G, menghidupkan malam kelahiran Kristus; malam yang agung dan kudus karena semua yang datang menjumpai-Nya, datang dengan penuh cinta kasih.
Kenangan Natal membawa saya pada keyakinan bahwa hidup bersama Tuhan Yesus sungguh begitu indah. Dulu, sewaktu isteri saya baru saja meninggal, saya berpikir bahwa saya akan kesepian. Namun hari demi hari, saya tidak pernah merasa sendiri, sunyi dan sepi karena Tuhan Yesus selalu memberikan kehangatan cinta kasih-Nya dengan setia untuk mendampingi dan menghibur saya. Roh Kudus selalu menghibur dan menguatkan saya. Malahan saya merasakan kebahagiaan yang meluap di hati saya.
Saya ingat kisah dalam Alkitab, saat Musa mengantar bangsa Israel sampai di pinggir perbatasan tanah Kanaan. Musa sadar bahwa dia tidak bisa masuk ke tanah Kanaan, dan umat Israel harus rela ditinggalkan oleh Musa. Dalam drama perpisahan tersebut, Musa meneguhkan umat Israel untuk tidak takut menjalani ‘hidup baru’ di tanah perjanjian. Mereka harus percaya pada pemeliharaan dan penjagaan Tuhan. Di tempat baru, suasana baru, dan pemimpin baru mereka, yakni Yosua, Musa mengingatkan umat Israel untuk menikmati cinta kasih Tuhan. Musa ingin umat Israel mengalami kebahagiaan yang kekal bersama dengan Tuhan yang memelihara mereka di tanah Kanaan.
Melalui kisah kenangan Natal bersama isteri terkasih serta kalimat peneguhan Musa kepada umat Israel, saya ingin mengajak kita semua meyakini penyertaan Tuhan yang kekal. Melalui kenangan, pengalaman hidup, kehadiran para sahabat dan sesama lainnya, kita akan diteguhkan untuk menjalani hidup ini dengan bahagia. Saat kita memasuki tahun 2016, biarlah keyakinan akan penyertaan Tuhan ini akan membuat kita berani menjalani hidup yang penuh dengan ketidakpastian. Natal memberikan kita kepastian bahwa ada Allah yang bersama manusia, Allah dalam keseharian hidup kita. Selamat Natal dan Tahun Baru.
(Halim Hartono)