Warta Minggu Ini
KECEWA KEPADA TUHAN

“Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

(Lukas 7: 23)

Suatu hari, saya berkesempatan berlibur ke luar kota. Di sana saya tertarik mengunjungi sebuah café, yang menurut informasi dari media sosial, memiliki interior yang cantik dan pemandangan yang indah. Ternyata setibanya di sana, saya cukup kecewa, karena suasana dan pemandangannya tidak seindah di foto yang saya lihat. Kekecewaan dalam berlibur semacam ini tidak hanya saya alami sekali, tapi juga dalam kesempatan lainnya. Agar tidak kecewa, akhirnya saya berprinsip, bahwa tidak bisa percaya sepenuhnya pada foto-foto tempat berlibur yang ada di media sosial.

Rasa kecewa bisa terjadi pada siapapun. Biasanya hal ini terjadi ketika ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan yang kita dapatkan. Orang beriman pun bisa mengalami kekecewaan dalam mengikut dan melayani Tuhan. Kita mungkin memiliki harapan dalam mengikut Tuhan, namun kenyataan hidup tidak sesuai dengan harapan kita. Doa yang tidak kunjung dikabulkan, sakit-penyakit yang tak juga sembuh, kehilangan orang yang sangat kita kasihi, rencana besar yang kita susun sekian lama namun harus gagal, dan lain-lain. Keadaan ini membuat kita kecewa, meragukan bahkan meninggalkan Tuhan.

Kekecewaan juga mungkin dirasakan Yohanes Pembaptis ketika ia berada di penjara. Ia mulai meragukan Tuhan dan meminta murid-muridnya datang kepada Yesus untuk bertanya, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” (ayat 19). Padahal sebelumnya, Yohanes Pembaptis dikenal sebagai sosok yang mengakui dan memberitakan tentang Yesus Sang Mesias. Namun dia mulai bertanya-tanya, apakah Yesus sungguh Mesias yang ia nanti-nantikan, mengapa Yesus tidak berkuasa membebaskan penderitaan bangsa Israel. Apa yang ia harapkan tentang kuasa dan kebesaran Yesus, ternyata kini tidak dapat ia lihat kenyataannya.

Menghadapi kekecewaan memang tidak mudah. Salah satu penyebab kekecewaan dalam hidup orang beriman adalah ketika kita memaksakan Tuhan (yang tidak terbatas) masuk ke dalam pikiran dan rencana kita (yang terbatas). Padahal Tuhan menginginkan sebaliknya, kita yang terbatas masuk dan berserah ke dalam rencana dan kehendak Tuhan yang tidak terbatas. Tuhan di dalam kedaulatan-Nya bisa memakai keadaan apapun pada akhirnya untuk kemuliaan-Nya, termasuk memakai kekecewaan kita.

Jika saat ini kita sedang merasa kecewa kepada Tuhan, jangan ragu untuk mencurahkan isi hati dan kekecewaan kita, bertanya seperti Yohanes Pembaptis kepada Yesus. Tuhan Sang Gembala Agung, akan menopang, menghibur dan menguatkan kita untuk terus berjalan dalam iman. Di saat kita merasa kecewa dan sendirian, sesungguhnya Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita.

Berbahagialah mereka yang tidak menjadi kecewa dan menolak Tuhan.

(Illona Farolan)

IMANUEL
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”” (Markus 4: 40) Teman saya menceritakan...