“Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.”
(Yohanes 10 : 27 – 28)
Peristiwa ini terjadi kira-kira beberapa bulan yang lalu. Awalnya saya pikir hanya demam biasa; rupanya demam itu bukan sekedar demam biasa. Sebuah virus yang tidak kasat mata telah menyerang syaraf kaki kanan saya dan membuat saya demam tinggi selama 3 hari, bahkan kaki kanan sulit digunakan untuk berjalan serta mengendarai mobil. Sanak saudara yang tinggal jauh dari kota Jakarta hanya bisa membantu doa bagi kesembuhan saya. Ditengah kesakitan yang luar biasa itu, saya hanya dapat berseru: “Tuhan, tolong saya …” Tiba-tiba telintas di pikiran saya khotbah seorang pendeta muda yang mengatakan bahwa beriman harus disertai dengan tindakan nyata; beriman juga berarti bersedia mengikuti suara gembala-Nya, bukan bersandar pada pola pikir kita sendiri.
Itu juga yang saya rasakan ketika saya harus terbaring selama satu minggu dan berjuang untuk tetap dapat bertahan hidup. Tuhan tidak tinggal diam, karena kasih-Nya, sekali lagi saya dimampukan untuk menghadapi perjalanan iman bersama Yesus. Saat Yesus berkata, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku”, saya belajar bahwa kita dimampukan untuk melewati setiap “kisah” hidup iman jika kita berjalan bersama Yesus, sekalipun kisah itu tidak selalu indah.
Ada sebuah lagu yang menguatkan saya ketika saya terbaring lemah dan tanpa daya selama satu minggu karena virus tersebut. Judulnya “Kaulah Harapan” yang liriknya berbunyi sebagai berikut:
Bukan dengan kekuatanku
‘ku dapat jalani hidupku
Tanpa TUHAN yang di sampingku
‘ku tak mampu sendiri
Engkaulah kuatku
Yang menopangku
Reff:
‘Ku pandang wajah-Mu dan berseru
Pertolonganku datang dari-Mu
Peganglah tanganku, jangan lepaskan
Kaulah Harapan dalam hidupku
Mari Saudara, ketika begitu banyak pergumulan hidup yang harus kita jalani sebagai bagian dari peziarahan iman kita, hendaknya kita terus belajar untuk selalu menaruh harap kita hanya kepada Sang Gembala Agung, yang telah memberikan nyawa-Nya bagi kita. Hendaknya masing-masing kita dimampukan untuk terus peka mengenali suara Sang Gembala serta berpengharapan hanya kepada-Nya. Selamat berpengharapan di dalam Yesus. Allah beserta kita! Soli Deo Gloria.
(Kumalawati Abadi)