“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.”
(Efesus 4: 2)
Suatu hari, jerapah dan kambing sedang bermain di sebuah taman yang dikelilingi pagar. Jerapah memberi tahu kambing bahwa dirinya adalah hewan terbaik karena ia tinggi. Menurut Jerapah, hewan yang tinggi lebih baik daripada hewan yang pendek. Kambing tidak sepakat dengan jerapah. Namun, Jerapah bersikeras dengan mengatakan bahwa dia akan membuktikannya dan memberikan ekornya kepada kambing jika dia keliru. Mereka berjalan mengelilingi taman dan mereka melihat sebatang pohon. Jerapah memakan daun pohon itu dengan mudah dan berkata kepada kambing, “Itulah sebabnya saya mengatakan bahwa jerapah adalah hewan terbaik di dunia ini.” Tak lama kemudian, mereka menemukan lubang di pagar yang dapat menghubungkannya dengan taman lain. Dengan postur kambing yang kecil, ia dengan mudah memasukinya dan menemukan lebih banyak sayuran segar di kebun itu. Kambing memakannya dengan gembira, tetapi jerapah hanya melihatnya karena dia tidak bisa masuk ke dalam lubang. Kini jerapah menyadari bahwa setiap hewan mempunyai kelebihannya masing-masing dan dia tidak lebih baik dari kambing.
Dari fabel di atas, kita belajar pentingnya kerendahan hati. Kerendahan hati adalah kemampuan untuk melihat diri kita setara dengan orang lain. Paulus dalam Surat Efesus 4:2-7 mengingatkan kita untuk tetap rendah hati dan lemah lembut. Kerendahan hati menuntun kita untuk mencintai orang lain dan menanggung beban hidup bersama. Paulus dengan tegas menulis pesan ini karena dia melihat adanya perpecahan dalam gereja. Beberapa orang Kristen Yahudi merasa mereka lebih baik daripada orang non-Yahudi. Sebaliknya, orang Kristen non-Yahudi juga menganggap pemikirannya lebih baik dibandingkan orang Yahudi. Kondisi ini mengancam kesatuan gereja di sana. Oleh karena itu, Paulus mengingatkan mereka untuk belajar rendah hati, saling membantu, dan menjaga persatuan. Janganlah kita angkuh karena Tuhan menciptakan kita dengan unik dan spesial.
Orang sombong memandang rendah orang lain karena kepercayaan diri mereka yang salah. Sebaliknya, orang yang rendah hati memperlakukan orang lain dengan baik dan menjaga keutuhan jemaat. Marilah kita belajar rendah hati karena setiap orang mempunyai keunikan dan kapasitasnya masing-masing. Kita membutuhkan orang lain untuk saling melengkapi. Karena itu, marilah kita belajar untuk rendah hati dan bersyukur atas kehadiran orang lain dalam hidup kita.
Pdt. Yesie Irawan