
“Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”
(1 Korintus 12 : 27)
Pernahkah kita mendengar istilah (anggota) jemaat yang pasif? Istilah ini biasanya dilekatkan kepada anggota jemaat atau simpatisan yang hadir di Kebaktian Minggu tapi tidak ikut terlibat dalam pelayanan di gereja. Walaupun demikian, menurut saya, pelabelan ini kurang tepat karena untuk pergi kebaktian misalnya, selalu ada pengorbanan yang diberikan oleh mereka yang hadir dalam kebaktian. Hal inilah yang membuat gereja tetap ada, baik mereka yang terjun langsung dalam pelayanan, maupun mereka yang hanya hadir dalam kebaktian, sama-sama memberi diri bagi Tuhan.
Inilah sebenarnya arti Gereja. Kita yang sama-sama memberi diri hidup dalam komunitas yang membangun. Kita perlu bersekutu sebagai jemaat agar kita bisa saling menasihati dan menguatkan satu dengan yang lain. Gereja, sebagai lembaga dan komunitas, telah menyediakan sarana yang kita butuhkan untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Berbagai kegiatan telah dirancang dan disediakan oleh gereja kita. Tidak hanya kebaktian Minggu, tetapi ada juga Pemahaman Alkitab, Persekutuan Senior, Komunitas Wilayah dan lain sebagainya.
Salah satu program yang menarik bagi saya, dan mengajak kita untuk terlibat dalam pelayanan, adalah hadirnya the House of Friendship. Saat ini gereja kita sedang merancang pembangunannya, sesuai yang telah dipresentasikan oleh panitia. Di sinilah kita bisa terlibat dalam pelayanan dengan memberi dukungan penuh pada program ini. Tidak ada warga jemaat pasif di sini, semua warga jemaat aktif terlibat bergotong-royong untuk membangun Rumah Tuhan. Kita semua terlibat untuk mendukungnya lewat doa, dana dan semangat yang semakin mempererat persahabatan satu dengan yang lain. Lewat pergumulan ini, kita diharapkan semakin bersatu sebab ini bukan program one man show tapi team work. Sebagai satu tubuh Kristus yang bisa menjadi saksi yang hidup melalui kerja sama kita dalam membangun, bukan meruntuhkan, hal-hal yang baik bagi kehidupan bersama.
Pesan untuk hidup bersatu sebagai satu tubuh, saling mendukung satu sama lain, dan bekerja sama membangun persekutuan telah ada sejak zaman pelayanan rasul Paulus di jemaat Korintus. Saat jemaat Korintus menghadapi konflik perpecahan karena masing-masing ingin mengunggulkan diri, merasa paling hebat, dan mau menang sendiri, Paulus menasihati mereka untuk tetap sehati. Sebagai satu tubuh Kristus, mereka menjadi bagian dari komunitas jemaat yang sama. Tidak mungkin mereka hanya mementingkan diri sendiri, sebab mereka akan hancur apabila tak bersatu. Sebaliknya, jemaat akan kuat dan menunjukkan kemuliaan Kristus ketika mereka bersatu dan saling mendukung.
Karena itu, sebagai bagian dari komunitas jemaat GKI Kayu Putih, biarlah kita tetap kompak dalam suka dan duka, sehingga jemaat kita tetap menjadi garam dan terang dunia, khususnya dunia di sekitar kita. Salam kompak selalu.
(Debby Puspita)