
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
(1 Korintus 10 : 13)
Sebagai orang Kristen, awalnya saya tergolong orang Kristen biasa saja. Saya tidak terlalu aktif ikut berbakti dan terlibat dalam pelayanan di gereja. Suatu saat, tanpa pernah diduga, tiba-tiba saya mengalami pergumulan yang bertubi. Kehidupan saya tiba-tiba berubah 180 derajat. Kekecewaan datang silih berganti bahkan datang dari orang yang terdekat dan yang saya percaya. Berbagai perasaan berkecamuk campur aduk dalam diri saya: kecewa, bingung, kuatir dan takut. Di saat terpuruk inilah, saya tidak bisa berharap pada siapapun kecuali kepada Tuhan Yesus.
Selama mengalami pergumulan, hari demi hari, saya menjadi giat berdoa, doa puasa, memuji dan menyembah-Nya, mendengar lagu-lagu gereja dan khotbah-khotbah yang menguatkan saya. Dalam proses tersebut, saya terheran-heran atas kekuatan yang diberikan oleh Tuhan selama saya mengalami pergumulan. Saya ingat sekali bagaimana 1 Korintus 10 : 13 menolong saya. Paulus menasihati jemaat Korintus untuk bertahan dalam penderitaan. Dia mengatakan bahwa penderitaan yang mereka alami akan bisa mereka lalui, sebab Tuhan beserta dan memampukan mereka untuk menanggungnya. Ini juga yang saya percaya bahwa persoalan saya tidak akan melebihi kekuatan saya dan Tuhan akan memberikan jalan keluar.
Dalam proses melampaui pergumulan itu saya belajar banyak tentang hidup orang percaya. Saya menghayati benar arti bersukacita dalam segala hal. Bersukacita muncul dari dalam hati dan pikiran, karena itu saya belajar untuk mengisi keduanya dengan hal-hal positif. Inilah yang akhirnya menumbuhkan harapan dalam diri saya. Saya tak pernah lupa doa saya tiap hari kala itu, “Tuhan, aku percaya ada sesuatu yang baik akan terjadi dalam hidupku atau hal baik yang terjadi melalui apa yang aku kerjakan pada hari ini.” Saya belajar juga sikap berserah pada kehendak Tuhan. Dengan kerendahan hati saya belajar tidak sombong dengan masalah yang sedikit demi sedikit terselesaikan. Saya percaya semuanya bukan sekadar usaha manusia, tetapi hanya karena anugerah-Nya.
Keyakinan untuk terus berharap bukanlah hal yang mudah saat kita menghadapi masalah. Saya ingat benar bagaimana saya mencoba meyakinkan diri bahwa pertolongan Tuhan tak pernah terlambat. Saya sendiri harus pertama-tama mengubah diri saya sendiri. Selama itu, masalah demi masalah seakan tak pernah selesai karena saya menuntut keadaan yang berubah, orang lain yang berubah, tetapi lupa mengubah diri sendiri. Salah satu cara yang saya lakukan untuk mengubah diri sendiri dan keadaan adalah melalui doa dan puasa. Hal ini bukan hanya menenangkan saya, tetapi juga mampu melihat pekerjaan Tuhan yang luar biasa dalam diri saya.
Kiranya Anda tak menyerah saat ada badai dalam hidup ini. Kiranya kita semua juga dimampukan untuk melihat dan menerima anugerah Tuhan saat pergumulan itu terasa amat berat. Soli Deo Gloria.
(Windy Christine)