
“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.”
(Markus 13: 33)
Baru saja kita menjalani bulan pertama di tahun 2021, sementara pandemi covid-19 pun belum berakhir, Indonesia berduka dengan berbagai peristiwa tragis. Mulai dari jatuhnya pesawat SJ-182 dan berturut-turut bencana alam melanda beberapa daerah seperti Sumedang, Sulawesi Barat maupun Kalimantan Selatan. Berbagai peristiwa ini mengingatkan kita untuk selalu berdoa dan berjaga. Kita tidak pernah tahu bilamanakah waktunya tiba, termasuk bencana dan penderitaan.
Markus 13: 33 mengingatkan saya akan kisah Tuhan Yesus, ketika Dia berdoa di taman Getsemani ditemani para murid-Nya. Dia sangat takut dan gentar, lalu kata-Nya: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah” (Mrk. 14: 33-34). Walaupun berbeda konteks, namun rasa takut dan gentar terbayang dalam benak kita ketika penderitaan ada di hadapan kita. Bencana ini menyisakan kesedihan ketika begitu banyak orang harus kehilangan anggota keluarganya, baik korban pandemi, pesawat yang jatuh maupun bencana alam.
Di tengah kegelisahan, kebingungan, ketakutan, kekhawatiran yang kita jalani saat ini, betapa pentingnya mengingat bagaimana kita melewati tahun 2020 yang lalu. Di masa-masa sulit tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menghadirkan penolong tepat pada waktu-Nya dan terbaik bagi kita. Saya mengutip sebuah kata dalam khotbah Pdt. Linna Gunawan di awal tahun 2021 yang lalu, yaitu “Dayenu.” Kata ini sungguh menguatkan saya ketika saya harus terus berjuang untuk tetap ‘survive’ di tengah pandemi. Kata ini mengajarkan kita untuk selalu berkata “cukuplah.” Cukuplah untuk hari ini. Cukuplah untuk saat ini. Cukuplah makanan hari ini. Cukuplah berkat hari ini.
Ketika ungkapan rasa syukur yang keluar dari mulut kita untuk selalu berkata “Dayenu” sambil terus berjaga dan berdoa dalam masa-masa sulit ini, maka sukacita itu akan terus meluap dalam hati kita. Biarlah semangat gotong-royong bangsa ini boleh menghidupi setiap kita untuk selalu mengulurkan tangan kita untuk saling membantu, saling menyemangati, saling menopang, saling mendoakan sesama kita dalam melewati masa-masa terkelam ini. Kiranya kasih Kristus sendiri yang akan memampukan kita untuk terus bertahan menjalani hari-hari ini dengan tetap berpengharapan di dalam Tuhan. Tuhan akan bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Kiranya cinta kasih Yesus sendiri yang memulihkan bangsa Indonesia. Kiranya cinta kasih-Nya juga memampukan kita untuk tetap berpengharapan di dalam Dia. Tetap semangat! Tetap menjaga protokol kesehatan! Stay safe! Stay healthy! Soli deo Gloria!
(Kumalawati Abadi)