Warta Minggu Ini
IN TIME

“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”

(Mazmur 90: 12)

In Time adalah sebuah judul film yang menceritakan tentang keadaan manusia yang pertumbuhannya akan berhenti ketika mencapai umur 25 tahun. Manusia tidak akan mengalami penuaan karena umur yang terus berjalan, namun bisa meninggal ketika waktu yang tertera di tangannya habis. Film ini berkisah tentang orang-orang yang memanfaatkan waktu yang mereka miliki. Ada Will, seorang muda yang bekerja keras untuk bertahan hidup setelah kehilangan ibunya. Suatu ketika, Will mendapatkan banyak sekali waktu dari orang yang telah ditolongnya. Will membagikan sebagian waktunya untuk sahabatnya yaitu Borel, yang memiliki istri dan anak, supaya mereka dapat hidup layak. Will menggunakan waktunya untuk menolong banyak orang yang ditemuinya di sepanjang perjalanannya, namun Borel menghabiskan waktunya untuk bermabuk-mabukan sampai dia meninggal cepat tanpa mempedulikan keluarganya.

Will, dalam film ini, menggambarkan orang yang memanfaatkan waktu dengan bijaksana yaitu memberi waktunya untuk kebaikan bagi banyak orang dan bukan hanya untuk kesenangan dirinya sendiri. Bagaimana Will menggunakan waktu mengingatkan saya kepada doa Musa di Mazmur 90: 12. Musa berdoa agar Tuhan mengajarinya untuk menghitung hari-hari yang telah dia jalani dan mengambil hikmahnya agar dia menjadi pribadi yang memiliki hati yang bijaksana. Hati yang dapat membedakan mana yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan untuk dijalaninya. Doa ini pun mengajarkan kita bahwa waktu adalah anugerah dan kesempatan yang Tuhan anugerahkan bagi setiap manusia.

Pada masa kini, kita perlu mengakui bahwa tidak semua orang secara bijaksana menggunakan waktunya. Para pengusaha yang culas, misalnya, berusaha merampas waktu para pekerjanya untuk kepentingan pribadi mereka. Mereka menekan upah para pekerja yang dipaksa kerja lembur dengan membayar upah minimal. Ada lagi orang yang mengabaikan hidupnya sendiri dan orang-orang terdekatnya dengan berbuat sekehendak hatinya dengan anggapan bahwa dia masih punya waktu yang panjang untuk hidup.

Contoh lainnya dari pemanfaatan waktu yang kurang bijaksana yaitu saat orang memandang waktu adalah segalanya. Orang-orang semacam ini berupaya tidak mau kehilangan waktu yang dimilikinya, termasuk berusaha agar waktu tidak berjalan atau berhenti. Mereka menolak menjadi tua, atau bahkan takut menghadapi kematian. Berbagai usaha dilakukan, namun mereka lupa bahwa Tuhan adalah pemilik waktu dan hidup mereka.

Sebenarnya dengan mengingat bahwa waktu adalah anugerah yang terbatas, kita diingatkan bahwa hidup kita tidak bergantung pada seberapa singkat atau lama waktu hidup kita. Sebaliknya, kita diajarkan bagaimana mengisi dan memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan kehendak Tuhan dan memuliakan-Nya. Dengan tujuan ini, maka kita akan menggunakan waktu yang ada untuk melakukan kebaikan, menolong sesama, memelihara kehidupan, dan mensyukuri hidup yang Dia berikan kepada kita. Kiranya Tuhan memberkati kita.

(Debby Puspita)

BERSUKACITALAH SENANTIASA!
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4 : 4) Suatu hari ada dua orang yang telah...