
“Siapa yang setia dalam hal kecil, setia juga dalam hal besar. Siapa yang tidak benar dalam hal kecil, tidak benar juga dalam hal besar”.
Lukas 16:10
Pagi hari tanggal 21 Februari 2005, tumpukan sampah setinggi 60 meter di TPA Leuwigajah tiba-tiba longsor, terjun bebas dan menenggelamkan dua pemukiman di sekitar TPA, yaitu Kampung Cilimus dan Kampung Pojok. Itoc Tochija dalam bukunya “Tragedi Leuwigajah” menyebutkan, selama 15 hari masa evakuasi, ditemukan 157 jasad warga dan menyisakan ratusan lainnya dalam status hilang, tertimbun hidup-hidup di bawah tumpukan sampah.
Tragedi ini menimbulkan trauma bagi warga sekitar yang selamat. Banyak dari mereka yang kehilangan rumah, pekerjaan, bahkan keluarga dan kerabat dengan cara yang tidak manusiawi, “terkubur timbunan sampah”. Tragedi memilukan TPA Leuwigajah kini diperingati sebagai momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tiap tahunnya, sebagai pengingat bahwa sekadar “membuang sampah pada tempatnya” saja tidak cukup. Faktanya tiap kali kita membuang sampah, volume sampah itu bertambah.
Mengenang 20 tahun tragedi TPA Leuwigajah, mari kita memperbaharui tekad kita untuk turut ambil bagian dalam mengurangi dan mengelola sampah kita. Reduce-Reuse-Recycle (ingat langkah pertama adalah REDUCE). Tidak perlu cita-cita raksaksa, mulailah dengan tindakan kecil tetapi nyata. Sebagaimana yang disampaikan dalam Lukas 16:10, Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Mari kita setia dalam perkara-perkara kecil dalam mengurangi dan mengelola sampah. Dream big… Start small… Act now… Bersama kita pasti bisa mengatasi masalah sampah di Indonesia. Tuhan Yesus menolong.
(Pnt. Roosmala Djayasukmana)