“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”
(Filipi 4: 13)
Biasanya tahun yang baru identik dengan sukacita dan harapan. Sebuah awal baru yang patut dirayakan. Karena itu kita biasanya memasuki tahun baru dengan suasana penuh sukacita, diiringi dengan begitu banyak harapan dan semangat.
Namun memasuki tahun 2020 ini, kita merasakan suasana yang sangat berbeda. Curah hujan yang tinggi, diikuti banjir besar melanda berbagai wilayah di Jabodetabek di malam pergantian tahun. Tak sedikit warga termasuk jemaat GKI Kayu Putih ikut terkena dampak dari bencana ini. Rumah dan harta milik porak poranda, bahkan banyak yang tidak bisa diselamatkan lagi. Semua datang begitu cepat dan tiba-tiba sehingga sebagian dari kita tidak sempat lagi menyelamatkan barang-barang penting. Bagi kami, dukacita kami tak berhenti sampai di situ. Memasuki tahun yang baru, kami menerima berbagai kabar duka dari sahabat dan rekan di sekitar kami. Ada anggota keluarga mereka harus mengalami sakit parah, dan bahkan ada yang harus kehilangan orang terkasih di momen tahun baru.
Sungguh kami terhenyak melihat semua peristiwa yang terjadi. Suasana tahun baru yang biasanya diisi dengan sukacita, berganti dengan kabar bencana dan dukacita yang beruntun. Sinar mentari dan harapan kini seolah berganti dengan awan mendung dan ketidakpastian yang membayangi.
Melihat semua ini, hati saya bertanya-tanya, apa yang mau Tuhan sampaikan, mengapa semua Tuhan izinkan terjadi di saat kami justru sedang bersemangat memasuki tahun yang baru? Sekalipun tidak mudah mendapatkan jawabannya, namun saya belajar tentang kehidupan ini. Kehidupan manusia, bahkan orang beriman sekalipun, memang tidak selalu berjalan mulus. Kita kerap mengalami tragedi dan dukacita. Kita tidak kebal terhadap kegagalan dan pergumulan hidup. Keadaan kehidupan kita tidak selalu lebih mudah dan lebih baik dari orang lain. Lalu apa yang membedakan kehidupan kita sebagai orang beriman dengan kehidupan orang lain? Perbedaan kehidupan kita terletak pada kehadiran Yesus di dalam hidup kita!
Semua peristiwa yang mengawali tahun ini mengingatkan saya dan kita semua, betapa kecil dan lemahnya manusia. Kekuatan kita terbatas. Kemampuan kita bisa lenyap. Pergumulan demi pergumulan kerap masih harus kita hadapi. Sehebat apapun manusia, kita tak akan mampu melewati kehidupan kita dengan kekuatan sendiri. Namun ayat bacaan kita hari ini mengingatkan, segala perkara dapat kita tanggung di dalam Dia yang memberi kita kekuatan. Tak ada yang tak dapat kita lalui bersama Yesus. Kita hanya bisa menghadapi apapun, dengan mengandalkan diri kepada kekuatan-Nya semata.
Mari kita memasuki hari-hari ke depan dengan keyakinan teguh pada Yesus, satu-satunya Sumber Pengharapan kita.
(Illona Farolan)