Warta Minggu Ini
GOD’S SECRET AGENT

Be God’s Secret Agent : Misi yang membebaskan
Setiap menonton film 007 jantung saya selalu berdegup kencang. Setelah meninggalkan gedung bioskop rasanya sebagian dari jiwa agen 007 itu terbawa ke dalam jiwa saya. Tidak perlu mengunakan pistol seperti di film, tetapi feeling sebagai agen rahasia tersebut yang membuat saya berjalan dengan lebih PD, entah kenapa. Sikap juga berbeda dengan pembawaan yang cenderung waspada akan apa yang ada disekitar. Mata tidak berhenti melirik ke kanan dan ke kiri untuk memastikan bahwa semuanya dalam keadaan aman terkendali. Sepertinya selalu siap jika ada orang yang tiba-tiba menyergap.

Lain halnya saat menonton film Mr. Bean yang juga menjadi agen rahasia (sama-sama agen rahasia Inggris). Saya bisa tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi dan kekonyolan sang agen, dan begitu meninggalkan gedung bioskop, maka topik pembicaraan akan berputar pada tingkah polah sang agen tersebut. Kesalahan-kesalahan terus terjadi yang terkadang membuat atasannya merah padam menahan kesal, tetapi toh misinya dapat ia selesaikan juga.

Menjadi agen rahasia merupakan hal yang biasanya hanya dapat kita impikan. Sepertinya keren dan gagah jika bisa jadi agen rahasia seperti James Bond. Dengan senjata dan gadgetnya yang mutakhir, rasanya memang semua ini hanya bisa terjadi dalam mimpi.

Hal menarik yang dari agen rahasia ini adalah bahwa mereka sepertinya begitu bebas bergerak agar misi mereka dapat terlaksana dengan baik. Demikian pula dengan jaman ini. Di jaman sekarang kebebasan sangat diagung-agungkan. Hak asasi manusia seolah olah menjadi benteng diatas segala hal ketika berbicara mengenai kebebasan. Tetapi, dari mana datangnya kebebasan ini? Apakah dari sejak lahir? Apakah ketika kita dapat melakukan apapun yang kita mau? Apakah kebebasan ini terjadi saat tidak ada peraturan yang mengikat hidup kita?

Kita bisa melihat bangsa-bangsa yang masih berada dalam pemerintahan komunis yang diktator. Di Cina facebook dan youtube dilarang. Di Vietnam setiap gerak gerik penduduknya diawasi. Di Korea Utara segala hal mengenai informasi dibatasi. Dengan kondisi yang demikian, apakah rakyat di negara-negara tersebut tidak bebas? Bayangkan jika itu terjadi pada diri kita? apa yang akan kita lakukan?

Sebagai remaja, apakah kita merasakan ada kebebasan yang begitu besar yang membuat kita sepertinya mampu melakukan segala hal yang kita inginkan, ataukah lebih banyak hidup dalam masyarakat yang memiliki begitu banyak peraturan? Dalam kehidupan yang sekarang kita jalani, apakah mereka merasa bahwa sekolah, tugas, orang tua, budaya, tuntutan orang tua, teknologi, HP dan segala hal lain membelenggu kebebasan dan membuat hidup mereka terkekang? Atau bahkan, mengikut Yesus dipandang sebagai bagian dari kekangan terhadap kebebasan karena banyak perintah yang tidak membolehkan ini itu? JIka ini yang terjadi, maka ada 2 hal yang dapat kita lihat.

Yang pertama : salah satu panggilan gereja adalah menciptakan sebuah tempat bagi remaja untuk dapat diterima apa adanya, dimana mereka dapat merasakan kebebasan dan kemerdekaan. Maka jika ini tidak dirasakan oleh remaja, kecenderungan yang terjadi adalah mereka tidak akan betah berada ataupun mengikuti kegiatan-kegiatan remaja, sehingga membuat mereka tidak tertarik pula untuk ikut dalam pelayanan. Sebaliknya, pemahaman yang kedua mengangkat sebuah pertanyaan: Apakah sebagai anak-anak Allah, keputusan untuk mengikuti perintah Tuhan berarti kehilangan kebebasan atau justru sebaliknya? Mungkin kita akan merasakan beberapa keterbatasan-keterbatasan dan kadang merasa tidak bebas, namun mengikuti jejek Yesus juga berarti membebaskan kita dari segala keterikatan yang sebenarnya membantu kita untuk menjadi manusia seutuhnya.

Dengan segala hal diatas, maka pertanyaan berikut yang timbul adalah apakah remaja merasa menjadi manusia yang hidup dalam kebebasan, atau keterkekangan? “Hanya dengan kejelasan dan berpikir kritis terhadap apa yang ada di dalam diri kita maka kita dapat memutuskan apakah saya bebas untuk memilih segala tindakan saya, ataukah saya menjadi narapidana dari keinginan-keinginan dan ketakutan saya?” Inilah pertanyaan yang hendaknya ditanyakan oleh remaja dalam kehidupan mereka.

Mengapa pertanyaan ini menjadi penting bagi para remaja? Karena perbedaan yang begitu mencolok dari kebebasan yang ditawarkan oleh dunia dengan peraturan-peraturan yang harus mereka taati sebagai pelajar serta norma-norma dirumah, maka terjadilah gesekan yang terus berusaha menarik remaja pada posisi yang semakin sulit untuk dapat bersikap. Dunia yang semakin cepat ini membuat remaja kehilangan waktu untuk dapat mengenal diri mereka secara jelas. Kebebasan yang ada pada akhirnya disambut dengan kebebasan yang diartikan dengan menuruti kehendak mereka.

Dalam cerita anak yang hilang (Lukas 15:11-32), kita dapat melihat si bungsu yang ingin meraih segala kebebasannya. Ia menuntut warisan dari ayahnya dan pergi demi nama kebebasan. Apakah itu yang disebut kebebasan? Jika bukan itu, lalu apakah kebebasan yang sejati itu?

Menggunakan Kebebasan
Di dalam kebebasan yang kita miliki sekarang, pertanyaannya adalah bagaimana kita menggunakan kebebasan tersebut. Apakah kita memutuskan untuk tetap hidup dalam ketakutan, kekhawatiran akan lingkungan sekitar kita ataukah kita mau melangkah lebih jauh dalam kebebasan yang kita miliki? Apakah kita juga memutuskan untuk melihat kebebasan ini sebagai bagian dari tanggung jawab kita sebagai anak-anak Allah untuk mengembangkan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan tidak terbelenggu pada dosa dan keegoisan?
Surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia menyatakan: “Saudara saudara, kamu telah dipanggil untuk merdeka/bebas, tetapi, janganlah kamu mempergunakan kebebasan itu untuk sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”
Kristus telah membebaskan kita dari segala keterikatan dunia dan dosa. KasihNya yang luar biasa memampukan kita untuk membebaskan diri kita dari segala keterikatan yang membelenggu. Ketakutan, trauma, kepedihan, bahkan keegoisan. Kasih Tuhan memampukan kita untuk mengasihi dengan lebih lagi tanpa ketakutan atau kekhawatiran, tanpa ada batasan apapun.
Kebebasan ini juga berarti menikmati makna hidup, terbebas dari segala rutinitas yang memerangkap hidup kita sehingga berjalan tanpa arah yang jelas.
Kebebasan ini memberikan kesempatan-kesempatan baru untuk terbuka di hadapan kita dengan begitu banyak warna yang memberi dinamika kehidupan.

Dalam kebebasan inilah, sebenarnya kita juga diajar untuk dapat menjadi agen rahasia 007, yang selalu siap dan sigap akan apa yang ada di sekeliling kita. Di lain pihak, kebebasan ini juga sebenarnya memberikan kita kesempatan untuk melakukan kesalahan demi kesalahan yang dilakukan oleh Mr Bean, yang walaupun kerap melakukan kesalahan, tetapi pada akhirnya mampu menyelesaikan misinya.

Dengan begitu banyaknya tawaran yang diberikan oleh dunia, disertai juga dengan semakin kritisya remaja dalam melihat kebutuhan mereka, maka perlu ada suatu pemaknaan yang membatasi walau tidak membelenggu kebebasan tersebut. Hal ini juga yang kemudian membatasi agen rahasia 007 maupun Mr Bean, namun yang membuat mereka tetap dapat memaknai kebebasan mereka. Makna tersebut ialah misi hidup.

Dengan memiliki misi dalam hidup, maka kita diajak untuk selalu berfokus pada misi tersebut, dan sebagai anak anak Allah, maka misi yang diberikan oleh Kristus adalah bagaimana kita dapat mengasihi orang lain, sama seperti kita mengasihi diri sendiri. Jika kita tidak mengenal diri sendiri, bagaimanakah mungkin kita dapat mengasihi diri sendiri, dan bagaimanakah mungkin kita dapat mengasihi orang lain? Oleh karena itu amat sangat penting bagi kita untuk mengenal diri sendiri dalam rangka memahami misi hidup, sehingga pada akhirnya dapat belajar mengasihi orang lain.

Yang menarik, salah satu cara untuk mengenal diri adalah dengan menjalankan misi tersebut karena lewat segala proses itulah maka pengenalan diri sendiri juga akan senantiasa bertumbuh. Hubungan timbal balik inilah yang seringkali terputus sehingga siklus mengenal-mengasihi tidak berjalan dengan sempurna. Disinilah seringkali tuntutan kebebasan menjadi mutlak, yang tidak diimbangi oleh pengenalan diri, sehingga proses mengasihi diri sendiri dan orang lain tidak seimbang. Dari permasalahan ini, tidaklah heran jika begitu banyak remaja tidak tahu apa impian mereka. Banyak akhirnya yang berjalan tanpa visi, sehingga kendali satu-satunya adalah seperangkat peraturan dan norma yang kemudian mengikat mereka.

Belajar dari agen rahasia 007 yang begitu taktis dan cermat, digabungkan dengan gaya sradak sruduknya Mr. Bean, adalah bagian dari proses kehidupan. Menjalankan kebebasan dengan bertanggung jawab akan menjadi suatu pola otomatis saat kita mengenal diri, mengerti misi hidup kita untuk berkarya dalam kasih kepada sesama, dan yang pada akhirnya memberi kemuliaan pada Allah, yang telah lebih dulu memberikan kebebasan itu kepada kita lewat kelahiran dan penebusan Kristus.

Kelahiran Kristus memberikan harapan untuk tidak terperangkap pada kehidupan yang terkekang dan sekaligus memberikan batas pada kebebasan kita lewat panggilan untuk menjadi God’s secret agent, atau agen rahasia Allah. Agen, karena setiap kita adalah agennya Allah. Rahasia, karena hanya individu yang bersangkutan dan Allah yang mengetahui. Dan Allah, karena Dialah yang memulainya, dank karena Dialah maka kita ada.

ADA APA DENGAN TUBUH
“Semoga semakin banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan ya.” “Sebagai orang Kristen kalian harus bisa membawa jiwa-jiwa baru kepada Kristus.” ”Puji...