Warta Minggu Ini
FOOTPRINTS IN THE SAND

Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”
(Yohanes 20 : 29)

Judul renungan ini berasal dari lagu yang sangat populer dan beberapa kali saya mengulang mendengarkan lagu ini. Leona Lewis, yang mempopulerkan lagu tersebut seolah ingin mengatakan bahwa Tuhan selalu ada untuk setiap kita anak-anak-Nya yang sedang bersedih bahkan putus asa. Video clip-nya yang menggambarkan sepasang jejak kaki di atas pasir seolah menggambarkan bahwa kita sedang berjalan sendirian. Itupun yang saya rasakan ketika tiga tahun lalu saya kehilangan satu-satunya orangtua yang membesarkan saya dengan penuh perjuangan dan kerja keras. Tiba-tiba saya membayangkan diri saya yang sedang berjalan di atas pasir di sebuah pantai yang tak berujung.

Saat itu, lagu “Footprints in the Sand” ini mengalun lembut namun memberikan kekuatan bagi saya ketika saya sedang sedih dan putus asa:

You walked with me
Footprints in the sand
And helped me understand
Where I’m going, You walked with me
When I was all alone with so much unknown
Along the way, then I heard you say
I promise you I’m always there
When your heart is filled with sorrow and despair
I’ll carry you
When you need a friend
You’ll find my footprints in the sand

Saya membayangkan di tengah sepinya perjalanan dan rasa takut menghantam hidup saya, ada sepasang tangan yang terulur, menggendong saya dan memberi kekuatan bagi saya. Ya, tangan Tuhan menggendong saya. Dari pengalaman itu saya percaya bahwa seringkali hidup memang tidak selalu indah, namun percaya bahwa tangan Tuhan selalu terulur untuk menggendong saya dan Saudara.

Lagu ini mengingatkan saya akan kisah penampakan Yesus kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya. Tomas salah satu murid Yesus yang meragukan kehadiran Yesus mengatakan kepada para murid Yesus lainnya: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak percaya” (Yohanes 20 : 25). Di tengah kekalutan hidup Tomas dan para murid, Tomas ingin sekali melihat kehadiran Yesus. Tomas percaya perjumpaan dengan Yesus akan mengubah hidup-Nya, sebab dia percaya Tuhan Yesus hidup.

Saat ini ketika kehadiran Tuhan tidak kasat mata seperti perjumpaan Tomas dengan Tuhan, kiranya kehadiran-Nya tetap kita rasakan. Kiranya Dia menolong saya dan saudara untuk tetap percaya sekalipun begitu banyak badai hidup yang harus kita jalani. Kiranya kita senantiasa mendengar suara-Nya yang berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20 : 29). Kiranya uluran tangan Tuhan senantiasa menopang Saudara dan saya dalam segala keadaan. Soli Deo Gloria.

(Kumalawati Abadi)

FAMILY AS CHURCH, CHURCH AS FAMILY
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;...