
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.”
(Pengkhotbah 3:1)
Hari itu saya dikejutkan oleh pesan singkat yang ada di WA grup Komunitas Wilayah Kebaikan GKI Kayu Putih bahwa Pak Loing telah berpulang. Kaget sekali karena baru beberapa minggu lalu saya berjumpa dengan beliau saat ibadah di gereja dan seperti biasa Pak Loing selalu memeluk sebagai bentuk perhatian kepada jemaatnya. Saya mengenal beliau pertama kali ketika saya mutasi dari gereja asal saya di Semarang ke GKI Kayu Putih kira-kira tahun 2006 yang lalu. Ada cerita unik yang saya tidak akan pernah lupa ketika Pak Loing membacakan nama anggota baru pada saat sesi pengenalan setelah ibadah usai. Kenangan ini yang selalu saya ingat karena Pak Loing satu-satunya yang memanggil saya dengan nama baptisan saya: Caroline. Singkat cerita pada saat Pak Loing memanggil “Caroline,” saya menengok sekeliling siapa itu Caroline? Setelah saya menyadari bahwa ternyata Pak Loing memanggil saya, saya pun tertawa karena bahkan saya sendiri tidak menyadari Caroline itu nama saya, karena sejak kecil semua orang selalu memanggil saya dengan sebutan ‘Kum’.
Sejak perjumpaan itu, saya dekat dengan Pak Loing, juga Tante Anneke. Sejak saya berjemaat di GKI Kayu Putih, Pak Loing merupakan sosok pendeta yang menjadi panutan jemaatnya, juga seorang sosok yang sangat mencintai dan menyayangi keluarganya. Senyum dan pelukannya akan sangat dirindukan bukan hanya oleh keluarganya namun juga jemaatnya. Sabtu, 29 Juli yang lalu, terakhir kalinya saya menyanyikan sebuah lagu sebelum jenazah Pak Loing dibawa ke tempat kremasi. Rasa haru dan air mata tertumpah ketika hamba Tuhan yang membawakan Firman Tuhan menceritakan pelayanan seorang hamba Tuhan yang benar-benar taat dan setia sampai akhir, bahkan kesaksian keluarga menceritakan bahwa Tuhan Yesus sendiri yang menjemput pulang Pak Loing.
Ketaatan dan kesetiaan Pak Loing memenuhi panggilan Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan mendapatkan balasan yang setimpal. Tuhan Yesus sendiri yang menjemput pulang bahkan tanpa mengalami sakit yang berkepanjangan. Pak Loing pulang dengan membawa damai di hati. Saat ini Pak Loing sudah berbahagia bersama Sang Khalik, seperti tertulis dalam Pengkhotbah 3: 1-2: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal.” Sampai bertemu lagi, Pak Loing, di rumah Bapa di surga, di mana tidak ada lagi kesedihan, kesakitan dan airmata, seperti lirik lagu Kidung Jemaat 346: Tuhan Allah Beserta Engkau.
Tuhan Allah beserta engkau, sampai bertemu kembali
Kasih Kristus mengawali, Tuhan Allah beserta engkau
Sampai bertemu, bertemu, sampai lagi kita bertemu
Sampai bertemu, bertemu, Tuhan Allah beserta engkau
Soli Deo Gloria!
(Kumalawati Abadi)