Warta Minggu Ini
DON’T JUDGE A BOOK BY ITS COVER

“Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Tuhan kita Yesus Kristus yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka.”

(Yakobus 2: 1)


Di akhir masa perkuliahan saya, di tahun 1994, saya dan beberapa teman menjalani ground handling training di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta. Saat itu Terminal 2 juga digunakan sebagai terminal keberangkatan para pekerja migran yang waktu itu masih disebut sebagai TKW. Ada perbedaan besar saat para TKW ini berangkat dan saat kepulangan mereka ke tanah air. Ketika berangkat mereka bergerombol dengan seragam yang diberikan agen. Para TKW yang sebagian besar dari luar Jakarta ini sudah tiba di bandara dari pagi hari, sementara penerbangan mereka rata-rata terjadwal sore hingga malam hari. Dalam waktu menunggu, saya seringkali melihat perlakuan yang berbeda dengan para penumpang penerbangan regular lain. Para TKW ini kerap hanya diijinkan menunggu di sudut yang sudah ditentukan di area bandara, kadang minim tempat duduk sehingga berjam-jam mereka duduk di lantai yang dingin. Karena kurangnya informasi dan edukasi, perlakuan yang mereka dapat pun kadang tidak cukup simpatik. Tapi berbeda ketika para TKW ini kembali ke tanah air. Mereka telah jauh lebih percaya diri dengan koper yang besar-besar dan membawa devisa bagi negeri ini. Dari masih menunggu bagasi, mereka sudah dikelilingi orang dengan senyum-senyum ramah yang menawarkan berbagai jasa dari penukaran uang, mendorong trolley hingga di luar bandara jadi rebutan orang yang menawarkan carteran mobil ke daerah asal para TKW ini.

Perlakuan berbeda yang sering kita temui tidak hanya terbatas seperti contoh di atas. Tapi bisa juga ketika kita menilai seseorang dari latar belakang pendidikan, usia, pengalaman hidup dan sebagainya. Sehingga kita rentan menjadi pelaku ketidakadilan dan diskriminasi karena standar yang kita buat seringkali bias karena didasarkan pada penilaian sekilas. Bagi kita yang suka membaca novel, seringkali akhir dari cerita yang kita baca tak diwakili oleh judul dan cover depannya. Hanya dengan membaca hingga akhir, kita bisa menemukan inti dari cerita, yang tak jarang akhirnya tak sesuai bayangan kita di awal membaca.

Tuhan adalah Penulis buku kehidupan manusia dengan standar yang berbeda dengan penulis-penulis dunia ini. Alkitab mencatat bagaimana orang-orang yang dipilih Tuhan bisa jadi tidak akan masuk list orang pilihan kita. Gideon, Yefta, Rahab, Daud, Andreas, Petrus, Paulus, bahkan Yesus sendiri pun termasuk yang dipandang sebelah mata oleh para ahli Taurat dan tokoh agama masa itu. Tuhan menggunakan siapapun tanpa memandang rupa, latar belakang pendidikan, usia ataupun pengalaman untuk mewujudkan karya kasih dan keselamatan-Nya bagi dunia ini. Dan di akhir setiap cerita yang dituliskan oleh Tuhan, kita selalu dibuat terkagum oleh begitu indah alur cerita yang dirancangkan Tuhan dalam buku kehidupan manusia.

Sailorina Herawanni

TUHAN ADALAH GEMBALAKU, ITU SAJA CUKUP
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali...