Warta Minggu Ini
DOA DAN IBADAH

“Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim-piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” (Yakobus 1: 27)


Doa dan ibadah merupakan suatu rangkaian yangtak terpisahkan dalam kehidupan umat Kristiani. Menurut definisi KBBI, doa adalah permohonan kepada Allah sedangkan ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Tuhan yang didasari ketaatan mengerjakan perintah Tuhan dan serta menjauhi larangan Tuhan. Dalam setiap ibadah selalu ada doa.

Alkitab memiliki berbagai kisah mengenai doa dan ibadah yang sesuai dengan tujuan Firman Tuhan. Pada kesempatan kali ini, penulis mengajak pembaca untuk memahami ayat Alkitab Yakobus 1:27 yang berbunyi “Ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim-piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya diri sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Menurut penulis pada ayat ini terdapat tiga unsur yaitu beribadah pada Tuhan, menolong orang yang menderita, dan menjaga diri sendiri agar tidak cemar.

Unsur pertama, ada orang-orang yang mengalami penderitaan dan kesusahan yang bukan karena kehendak mereka. Yatim piatu, janda,  termasuk juga orang miskin dan orang difabel adalah contohnya. Pada orang-orang seperti ini Tuhan Yesus memiliki kepedulian yang besar, melalui perintah-Nya (seperti pada Matius 19:16-20) dan ajaran-Nya (seperti pada Lukas 14:12-14) Ia menegur dan mengajari manusia serta murid-murid-Nya untuk peduli.

Hingga saat ini di sekitar kehidupan penulis pun masih ada yatim piatu, janda, orang miskin, dan orang disabilitas. Penulis mengajak umat Kristen yang beribadah di GKI Kayu Putih untuk peduli pada orang yang menderita dan susah karena penulis yakin kita semua memiliki kelebihan dibandingkan sesama manusia yang hidup di sekitar kita. Kita bisa saja masih memiliki orangtua, bisa saja masih memiliki pasangan, bisa saja lebih kaya, atau memiliki fungsi tubuh yang normal. Pembaca dapat belajar dari kisah hidup Alm. Romo Mangun, melalui karyanya yang inspiratif yaitu pembangunan kawasan bantaran kali Code. Romo Mangun adalah seorang pastur dan juga seorang arsitek. Menurut penulis, Romo Mangun telah memberikan sesuatu yang lebih berharga daripada uang yang dimilikinya yaitu waktu dan ilmunya. Menurut penulis, dari hipotesis ini kita dapat melakukan hal yang serupa yaitu memberi waktu dan ilmu yang kita miliki bagi orang yang menderita dan susah. Kita dapat mengunjungi mereka, bercakap-cakap dengan mereka, atau membuat tulisan.

Unsur kedua adalah menjaga diri agar tidak cemar. Cemar, dalam hal ini,  adalah tidak baik dalam tingkah laku dan pemikiran. Kita sendiri perlu terus berdoa dan belajar tentang Firman Tuhan karena kita adalah pelaku Firman dan kita hidup di dunia yang penuh dosa. Menurut penulis, menjaga diri sendiri mirip seperti orang yang harus mandi berulang kali karena berkali-kali terciprat lumpur. Kita harus menjaga diri agar kita dapat dituntun oleh Tuhan dalam ibadah kita.

(Christian Obaja)

Y.O.L.O (You Only Live Once)
“…namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2...