“Tetapi, kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kis. Para Rasul 1: 8)
Di tahun 80-an ada sebuah lagu yang cukup terkenal, dibawakan oleh Bobby Bland, berjudul Members Only
Members only, it’s a private party.
Don’t need no money to qualify
Don’t bring your checkbook.
Bring your broken heart
‘Cause it’s members only tonight..
Ada bagian menarik dari lirik lagu ini karena untuk bergabung dalam pesta yang diadakan, ada kualifikasi tertentu yang harus dipenuhi, yaitu untuk orang yang hatinya terluka dan memiliki masalah dalam hidup.
Berbeda dengan lirik lagu di atas, tidak ada kualifikasi khusus yang ditetapkan oleh Yesus ketika memilih para murid menjadi saksi-Nya. Justru Yesus yang memberi ‘perlengkapan’ kepada para murid untuk memenuhi kualifikasi sebagai saksi-Nya. Lewat Roh Kudus yang turun atas mereka. Tidak perlu ada usaha dari para murid untuk melewati proses fit and proper test. Yesus justru memanggil murid yang mungkin dalam penilaian saat itu tidak fit dan proper. Orang-orang seperti inilah yang justru terpilih dan mendapat mandat menjadi saksi. Tidak hanya di lingkungan yang mereka kenal sebagai pusat keagamaan mereka selama ini, yaitu Yerusalem. Mereka juga diminta jadi saksi ke wilayah yang pernah menolak Yesus, wilayah yang memiliki sejarah konflik turun temurun bahkan sampai ke ujung bumi yang pasti lebih rumit lagi tantangannya.
Sebagai saksi, apa yang harus mereka persaksikan? Ketika kuasa Roh Kudus itu turun atas mereka, maka yang menjadi pusat kesaksian mereka adalah karya keselamatan Allah lewat pengorbanan Yesus Kristus yang harus bisa menjangkau sebanyak mungkin orang tanpa terkecuali. Ada keberanian memberitakan kebenaran dan perubahan karakter yang tidak
berpusat pada diri sendiri dan kelompok. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuan, dalam memecahkan roti dan berdoa (Kis. 2:42); semua orang yang percaya tetap bersatu, dan semua milik mereka adalah milik bersama (Kis. 2:44). Dampak berikutnya adalah mereka disukai semua orang, dan Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan (Kis. 2:47). Itulah buah dari kuasa Roh Kudus, bukan karena kehebatan dan usaha manusia.
Jika bisa berandai-andai, Allah menetapkan kualifikasi tertentu dalam memilih orang yang layak dan pantas mengerjakan karya dan rencana-Nya dalam kehidupan manusia, sudah bisa dipastikan tidak ada satu manusia pun yang layak di hadapan-Nya. Kesanggupan manusia melakukan pekerjaan dan rencana Allah semata-mata karena anugerah dan kuasa penyertaan Roh Kudus. Sebuah kutipan menjadi penutup tulisan ini, If God
only used perfect people, HE would have no one to use – Rick Warren
(Pnt. Sailorina Herawanni)