Warta Minggu Ini
DIPAKAI TUHAN SEUMUR HIDUP

“Sebab itu, kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, manusia batiniah kami diperbarui dari hari ke hari.”

2 Korintus 4: 16


Oh Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti, ‘ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat

Penggalan salah satu lagu sejuta umat Kristen itu acap kali mengusik pikiran saya. Kalau kita sudah tidak berdaya (tidak muda / tidak kuat), apakah tidak ada lagi kesempatan untuk bisa jadi berkat? Hati kecil saya berkata, “Sepertinya tidak!” Suara hati kecil saya terkonfirmasi untuk pertama kalinya saat papi mertua saya yang tinggal di Bandung, dipanggil Tuhan pada usia 89 tahun. Dari cerita para tamu yang melayat, dari ucapan duka yang mengalir, serta dari tulisan-tulisan tentang beliau, terbukti bahkan sampai masa tuanya, Tuhan masih memberikan kesempatan kepada papi untuk tetap bisa melayani-Nya.

Selain cerita tentang papi yang kerap tiba-tiba datang bertamu, sambil membawakan berbagai jenis makanan hasil masakannya, ada banyak juga cerita-cerita lain yang membukakan mata saya, bahwa papi tetap menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Walaupun fisiknya kian melemah seiring dengan bertambahnya usia, ternyata papi tetap bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Baik bagi sahabatnya sejak muda, maupun bagi orang-orang yang baru beberapa tahun ditemuinya di berbagai kesempatan. Baik mereka yang umurnya sebaya dengannya, maupun mereka yang dari sudut umur, pantas menjadi anak, bahkan menjadi cucunya. Mereka semua mengalami berkat Tuhan lewat sapaan, nasehat atau doa-doa papi.

Konfirmasi kedua, saya dapatkan dari mama saya. Puji Tuhan, memasuki usia kepala delapan, mama masih sehat dan aktif memasak untuk anak, cucu dan buyutnya. Bila diminta, beliau juga bisa menjahit atau membuatkan berbagai kerajinan tangan untuk kami. Tetapi mungkin karena terbiasa tinggal bersama – sejak papa saya meninggal (1995), mama tinggal bersama saya – saya melihat semua yang dilakukannya sebagai hal yang “biasa”. Take it for granted. Baru setelah beliau bergabung menjadi anggota House of Grace di awal tahun 2023, saya seperti tersentak. Luar biasa, mama dan teman-temannya yang sebagian berusia lebih tua daripada mama, bisa memuji Tuhan lewat lagu dan permainan angklung dalam Konser House of Grace yang ditonton oleh sekitar 500 orang! Tidak tanggung-tanggung, ada sembilan lagu yang mereka persembahkan.

Saya atau siapapun juga tentu saja tidak berhak mengganti lirik dari lagu di atas, tapi dengan konfirmasi-konfirmasi tersebut, saya diyakinkan, bahwa selama kita masih hidup, kita bisa memohon kepada Tuhan, supaya manusia batiniah kita senantiasa dibarui dari hari ke hari. Sehingga walaupun manusia lahiriah kita merosot, tetapi kita bisa terus melayani Tuhan dalam segala keadaan, dalam segala situasi, dalam segala kondisi, dalam segala musim kehidupan kita. Oh Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat, maupun saat aku sudah tidak berdaya lagi. Amin!

Pnt. Roosmala Djayasukmana

KECEMASAN DAN KELEGAAN
“Sebab, kami tidak sama dengan banyak orang lain yang menjajakan firman Allah. Sebaliknya, dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya...