Warta Minggu Ini
DIA DATANG UNTUK SIAPA?

“Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.””
(Markus 2 : 17)

 Kisah kelahiran-Nya menandakan Dia datang untuk semua orang. Baik yang miskin dan terpinggirkan seperti para gembala, maupun yang terpelajar, bijak dan kaya seperti para majusi. Selama hidup-Nya, Yesus juga peduli kepada semua orang tanpa memandang orang itu miskin, kaya, atau apapun etnis dan jabatannya.

Namun kalau saya perhatikan, utamanya pelayanan Yesus lebih mengarah kepada mereka yang sakit, terpinggirkan, tertinggal, yang berbuat salah, bahkan yang berbuat dosa, dengan tetap tidak membedakan dari golongan apa orang tersebut. Dia memberdayakan para nelayan menjadi pemimpin, Dia menyembuhkan yang sakit, bahkan membangkitkan yang telah mati seperti Lazarus dan puteri Yairus. Dia juga mengampuni yang bersalah dan berdosa bahkan tidak menghukumnya. Dia hanya berpesan untuk bertobat, tetapi juga membiarkan mereka menerima konsekuensi alami atas kesalahannya. Yesus membiarkan Petrus yang keras kepala dan sering ngomong besar untuk tetap menjadi murid-Nya; Dia juga tidak pernah menyingkirkan Yudas meskipun tahu akan dikhianati, sampai Petrus dan Yudas merasakan konsekuensi alaminya, yaitu penyesalan diri. Sayangnya Yudas memilih tindakan drastis, tidak memperbaiki diri dan meneruskan hidup barunya seperti Saulus.

Kadangkala para murid Yesus masa kini tidak melakukan apa yang dilakukan Yesus. Seringkali di tengah-tengah pelayanan gereja, orang-orang yang dianggap telah melakukan kesalahan dipinggirkan. Tidak lagi diajak melayani bersama. Di satu sisi, pikiran kita menyimpulkan orang yang demikian cenderung berbuat kesalahan yang sama dan berulang. Mungkin benar, tetapi tak semuanya demikian. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.

Kembali kita bercermin kepada Yesus. Apa yang dilakukan-Nya terhadap mereka yang keliru dan bahkan berdosa? Dari kisah-Nya bersama Petrus, Yudas, Zakheus, penjahat yang disalib bersama-Nya, dan banyak lagi orang berbuat keliru atau berdosa, kita bisa belajar dan memahami apa yang menjadi prinsip pelayanan Yesus, Sang Junjungan kita. Dia datang untuk semua orang tanpa membedakan, tetapi mengutamakan pelayanan-Nya pada yang lemah baik fisik, mental maupun spiritual. Dia tidak memberikan hukuman tetapi memberikan pengampunan dan menggugah pertobatan dengan cara mengingatkan, memperhatikan, mengasihi dan memberdayakan, tanpa pernah menyingkirkan.

Apabila saya refleksikan kehadiran dan pelayanan Yesus bersamaan dengan panggilan pelayanan saya saat ini, Natal kali ini mengingatkan saya untuk merenungi hal ini: Dia datang untuk siapa dan bagaimana Dia memperlakukan mereka. Refleksi ini membuat saya tertantang untuk melakukan kasih kepada semua orang yang berbeda bahkan menerima mereka yang tersingkirkan dengan kasih yang tulus. Saya ingin belajar seperti Kristus yang memberikan kepercayaan, perhatian, dan memberdayakan semua orang untuk menjadi rekan sekerja Allah bagi kesejahteraan dunia ini. Kiranya Natal memberi makna dan mengarahkan kita pada visi dan misi Sang Bayi Yesus. Kiranya visi dan misi Sang Bayi Yesus ini menjadi resolusi kita di tahun 2016 yang baru saja kita masuki ini. Selamat Natal dan Tahun Baru.

(Pnt. J. Adi Tanudirjo)

KELUAR DARI PERAHUMU
“Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.” (Matius 14: 29) Sering...