
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
(Efesus 2 : 10)
Stanley Morison tidak mempunyai popularitas seperti tokoh-tokoh yang lahir sezaman dengannya seperti Jawaharlal Nehru, Charlie Chaplin dan Adolf Hitler. Padahal setiap hari karya ciptaannya digunakan di seluruh dunia, tanpa ada biaya apapun yang perlu dibayarkan kepadanya. Masa kecil Morison tidak bisa dibilang penuh dengan kebahagiaan. Ayahnya meninggalkan keluarganya sehingga ia tidak bisa menempuh pendidikan formal. Mau tidak mau ia belajar secara mandiri untuk mengasah bakat yang ia miliki. Ketika ia bertumbuh menjadi seorang pemuda, masalah kembali menghampirinya. Karirnya yang baru tiga tahun di sebuah surat kabar terhambat karena ia ditahan di dalam penjara. Ia menerima hukuman karena sikapnya yang menolak untuk ikut masuk dalam wajib militer dalam Perang Dunia I. Begitu juga dengan kehidupan pernikahannya tampak mengalami masalah yang berat. Pada biografi mengenai dirinya, dituliskan bahwa pernikahannya berjalan sangat singkat dan tidak bahagia.
Terlepas dari semua masalah yang ia hadapi, ia berhasil mengarahkan seorang desainer untuk membuat bentuk tulisan yang nyaman untuk dibaca oleh para pembaca surat kabar. Bentuk tulisan ini dikenal dengan nama Times New Roman yang digunakan pertama kali oleh surat kabar The Times pada tahun 1932. Di tahun-tahun berikutnya Times New Roman secara umum tidak hanya digunakan sebagai tipe tulisan di surat kabar, tetapi juga pada berbagai bentuk penerbitan lainnya.
Saat ini, bentuk tulisan Times New Roman umum kita gunakan ketika mengetik dengan menggunakan komputer, terutama dalam penulisan sesuatu yang bersifat resmi. Bentuk tulisan ini juga tanpa kita sadari sering kita jumpai ketika kita membaca tulisan pada website terkenal atau pada beberapa aplikasi yang kita gunakan pada telepon seluler. Morison mungkin tidak menduga bahwa karyanya akan terus digunakan menembus lapisan waktu dan teknologi.
Sama seperti dalam kehidupan Morison, mungkin saat ini kita juga sedang melewati waktu-waktu yang tidak mudah. Entah kita sedang mengalami masalah di dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan atau yang lainnya. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk terus berkarya di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam pelayanan. Mungkin saja pekerjaan atau pelayanan yang sedang kita lakukan saat ini suatu hari nanti memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain, atau bahkan kepada masyarakat banyak.
Tuhan bisa menggunakan siapa saja untuk menghasilkan suatu karya yang dapat memberikan dampak bagi kehidupan di dunia. Hal ini bisa terjadi karena kita adalah ciptaan-Nya untuk pekerjaan baik seperti junjungan kita, Kristus sendiri. Selamat berkarya, maju terus apapun yang terjadi dalam hidup kita.
(Fuye Ongko)