Warta Minggu Ini
BERIMAN SECARA OTENTIK

“Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!””

(Markus 8: 29)

Sebelum Yesus sampai kepada pertanyaan di atas, Ia bertanya “Kata orang, siapakah Aku ini?” (Markus 8:27). Mendengar pertanyaan itu, para murid menjawab dan keluarlah tiga nama tokoh besar yaitu Yohanes Pembaptis, Elia dan nabi. Ketiga tokoh yang disebutkan ini adalah orang-orang yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan iman orang Yahudi pada saat itu.

Disebutkannya tiga tokoh di atas menandakan bahwa sebenarnya ada keragaman arti atau pemaknaan tentang siapa Yesus bagi khalayak ramai, yaitu orang-orang yang menjadi saksi hidup / berjumpa langsung dengan Yesus pada saat itu. Menariknya, setelah mendengar perbedaan pendapat itu, Yesus masih tertarik untuk mendengar pendapat pribadi dari para murid. Ia bertanya, “Tetapi apa katamu, siapakah aku ini?”

Pertanyaan ini seakan mau berbicara bahwa, Yesus sangat menekankan hubungan personal antara dirinya dengan murid-murid-Nya. Ketika Yesus bertanya demikian, hal ini menandakan bahwa Ia tahu dan terbuka akan kenyataan bahwa tiap-tiap orang memiliki gambaran atau pandangan yang unik dan khas tentang siapa Yesus. Pandangan ini bergantung pada bagaimana relasi yang dijalin dan berbagai pengalaman yang dimaknai oleh masing-masing orang bersama dengan Yesus, sekalipun hal itu juga akan dipengaruhi oleh budaya, lingkungan sekitar dan mungkin saja gambar ini berganti dari waktu ke waktu.

Pada waktu itu Petrus berpendapat bahwa Yesus baginya adalah seorang Mesias. Ternyata gambaran itulah yang menguatkan hati dan memampukan dirinya serta para murid melanjutkan perjalanan hidup menjadi murid Tuhan yang setia. Gambaran yang khas itu memampukan mereka memiliki iman yang otentik, iman yang khas dan orisinil.

Keberagaman mengenai siapa Yesus bagi tiap pribadi tentu tidak hanya terjadi pada waktu itu, ketika Yesus masih hadir di dunia dan pergi melayani ke sana dan kemari, tapi juga tetap ada pada saat ini. Mungkin ada yang sangat akrab memanggil Yesus sebagai Bapa, ada juga yang senang sekali menyebut Yesus sebagai Sahabat. Ada juga yang merasa bahwa sosok Yesus tepat sekali seperti seorang Kakak, karena senantiasa menjaga dan menemani. Ada juga yang merasa bahwa sosok Yesus juga cocok dihayati sebagai seorang Ibu, karena Ia begitu hangat dan penuh kasih sayang. Semua keragaman gambaran itu sah-sah saja, karena semuanya tercipta karena ada pengalaman personal tiap orang bersama dengan Yesus. Gambaran personal mengenai siapa itu Yesus bagi diri kita itulah yang juga akan memampukan dan menguatkan kita dalam melanjutkan perjalanan hidup yang tidak mudah ini. Jika Yesus ada dihadapan kita dan bertanya “Siapakah aku ini, bagimu?” Apakah jawab kita?

(Hani H. Tjahjadi, S.Fil.)

HARI ULANG TAHUN
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”...