Warta Minggu Ini
BERIBADAH DENGAN HORMAT DAN TAKUT

“Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.”

(Ibrani 12: 28)

Suatu hari, saya harus membantu putra saya mempersiapkan ujian Bahasa Mandarin di sekolah. Karena saya sendiri tidak terlalu memahami bahasa ini, kami sama-sama berusaha keras mempelajari bahan untuk ujian tersebut. Saya mencari semua bahan yang bisa kami pelajari, mencari sumber yang membantu kami menguasai pengucapan, hingga mencari cara agar putera saya bisa menghafal bentuk karakter dengan mudah. Di tengah segala keterbatasan dan kendala yang ada, kami berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

Saya betul-betul memastikan ketika putra saya menghadapi ujian tersebut, ia siap dan dapat mengerjakannya dengan baik.
Saya kemudian merenungkan, kalau dalam menghadapi perkara kecil di dunia saja, saya bisa begitu sungguh hati, gigih supaya bisa berhasil atau mendapat nilai sempurna. Namun bagaimana halnya dengan perkara hubungan saya dengan Tuhan, misalkan dalam sikap ibadah saya kepada-Nya. Jangan-jangan, saya sudah tidak terlalu bersungguh hati dalam memandang ibadah kepada Tuhan.

Selama lebih dari satu tahun sudah, kita menjalani kebaktian minggu secara online di rumah. Harus diakui, banyak hal yang menjadi tantangan kita dalam menjalani ibadah di rumah. Ada saja gangguan yang kita alami sehingga kita tidak bisa benar-benar fokus, mulai dari kesibukan kita, pekerjaan rumah tangga, suasana di rumah yang tidak mendukung, hingga kendala teknologi. Bahkan kerap kita mungkin mengikuti ibadah tanpa persiapan yang baik. Salah satu tantangan tersulit adalah, bagaimana ketika beribadah di rumah, kita bisa tetap beribadah dengan sikap hormat dan takut, membawa segenap tubuh dan jiwa kita untuk beribadah kepada Tuhan.

Ayat bacaan kita hari ini mengajak dan mengingatkan kita, untuk beribadah kepada Tuhan dengan cara yang berkenan kepada-Nya, dengan sikap (tubuh dan jiwa) yang hormat dan takut. Karena dalam ibadah, kita sedang memenuhi panggilan Tuhan yang Maha Besar dan Maha Kudus. Ibadah adalah respons kita terhadap anugerah Tuhan, yang telah menebus dan menyelamatkan kita. Maka sudah selayaknya, kita mempersiapkan diri kita untuk beribadah dengan sikap yang layak, penuh hormat dan rasa syukur. Panggilan ini tetap berlaku sekarang bagi kita, baik ketika kita beribadah di gedung gereja, maupun di rumah saja. Entah kita sedang beribadah bersama jemaat, maupun bersama keluarga kita, atau beribadah seorang diri saja.

Pandemi ini mengajarkan kita banyak hal, termasuk betapa berharganya kesempatan kita untuk bisa beribadah. Ibadah adalah sebuah undangan istimewa dari Tuhan sendiri kepada umat-Nya, yang sungguh layak kita responi dengan segenap hati dan jiwa. Semakin kita bersungguh hati, semakin kita dibukakan akan kebenaran firman Tuhan yang ingin Tuhan nyatakan dalam hidup kita.

(Illona Farolan)

TOMAS SATU KALI, SAYA SERINGKALI!
“Kata Yesus kepadanya, “Karena engkau telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”” (Yohanes 20:...