
“Namun, jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.”
(Matius 6: 6a – TB2)
Tadi jam 14.00 WIB, sebagian besar urusan saya hari ini terlaksana. Lelah… masih kliyengan karena kurang tidur. Mendadak, saya terpikir dan ingin segera mengirim WA seperti setiap hari sewaktu ia masih ada. “Di mana Julia sekarang? Sedang bekerja atau ngobrol? Apakah ia sudah cukup istirahat dan makan?” Ingin rasanya bicara sekali lagi.
Namun, pada saat itu, saya sadari bahwa saya merasa lebih perlu berbicara dengan Tuhan dan menata waktu bersama-Nya.
Julia sudah bersama-Nya dan dengan kakak yang ia sayangi, kakek, ayah ibu saya, adik saya, dan masih banyak lagi. Mungkin mereka sedang berpesta. Hal yang saya alami adalah saya sendiri, walaupun banyak orang di sekitar saya. Kembali – menyendiri itu memang penting dalam hidup beriman. Saat-saat yang tidak biasa mendorong kita ke momen bersama-Nya, bukan?
Tanpa cukup menyendiri bersama Tuhan, sangatlah tidak mungkin untuk hidup dalam suatu kehidupan iman yang mendalam. Mengapa? Kesendirian untuk memberikan waktu dan tempat bagi Tuhan berbicara kepada kita dan kita belajar berdiam dan mendengar suara-Nya, bukan hanya keinginan kita.
Jika kita benar-benar percaya bahwa bukan hanya Ia ada dan berkuasa, tetapi juga percaya bahwa Dia hadir secara aktif dalam kehidupan kita – terutama dalam saat kita menyendiri. Di situ Ia bekerja untuk menumbuhkan karakter, komitmen, kemampuan, dan kesaksian kita. Maka, teman-teman, mari kita perlu dengan sengaja menata, bukan cuma meluangkan waktu dan tempat secara khusus untuk memberikan perhatian kita kepada-Nya sepenuhnya.
Dalam Matius 6:6, Yesus berkata, “masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.” Memberikan waktu untuk menyendiri bersama Tuhan dalam kehidupan kita merupakan salah satu hal yang paling penting, tetapi juga merupakan disiplin yang paling sulit. Tinggalkanlah semua yang paling berharga di momen itu, termasuk ikatan batin dengan kekasih kita yang sudah pergi lebih dulu. Hanya sesaat itu, ya!
Pdt. Em. Robby I. Chandra