Warta Minggu Ini
BELAJAR DARI DORKAS
“Di Yopeada seorang murid perempuan bernama Tabita–dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.”
(Kisah 9: 36)

King James I dari Inggris adalah seorang raja cerdas yang mempunyai kemampuan linguistik yang hebat.  Bahasa Ibrani, Yunani, Aram dan Latin dikuasainya dengan baik.  Kemampuannya dia gunakan untuk melayani Tuhan dengan menterjemahkan Alkitab dari bahasa aslinya ke dalam bahasa Inggris. Karyanya dicetak secara resmi di kerajaan Inggris pada tahun 1611 dan dapat diterima oleh banyak kalangan seperti Protestan, Katolik dan Anglikan.  Sampai hari ini, Alkitab King James version  menjadi acuan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam berbagai bahasa di dunia.  Namun dibalik kemampuannya, tahukah kita, dia memiliki kelemahan yang memalukan sebagai seorang raja?Dia adalah seorang raja yang gagap dan air liurnya suka menetes tanpa terkontrol.  Dia sering ditertawakan diam-diam oleh orang lain yang kebetulan melihatnya.

 

Kisah King James I ini, mengingatkan kita akan kisah seorang perempuan bernama Tabita atau Dorkas yang tercatat di Kisah Rasul 9 : 36-43.  Ada kemiripanantara Dorkas dan King James I. Dorkas sesungguhnya bukan pribadi yang menonjol  karena memiliki segudang prestasi,   memiliki  kemampuan  spektakuler  sehingga dikagumi banyak orang. Bukan keturunan raja.  Tetapi yang jelas, ia seorang perempuan, murid Kristus yang banyak berbuat baik dan memberi  sedekah.  Ia hanya menggunakan jarum dan benang yang lekat dengan kesehariannya untuk membuat baju dan pakaian.  Hasil karyanya dibagikan kepada para janda yang membutuhkan pertolongannya.  Bisa jadi, kemampuan menjahit Dorkas adalah satu-satunya talenta yang dimilikinya, namun ia tahu menggunakan talenta yang diberikan Tuhan  itu untuk menjadi berkat bagi sesama. Karena itu, karyanya berharga di mata Allah. Dorkas memilih untuk melakukan sesuatu dengan apa yang dimiliki meskipun sesuatu itu adalah hal sederhana dan tampak sepele di mata orang lain.  Baik King James I maupaun Dorkas,  tahu menggunakan talenta yg dimiliki untuk Tuhan.

 

Dorkasjuga bukan Petrus  yangsanggup berkhotbah di depan banyak orang dan mungkin itu  bukan panggilan hidupnya juga. Tetapi kita melihat, Dorkas sudah berkhotbah melalui tindakan nyata dengan berbuat baik dan bersedekah untuk mengalirkan kasih Tuhan kepada orang lain.  Dorkas sadar bahwa Tuhan tidak menuntut dari apa yang kita tidak punya, tetapi menuntut dari apa yang ada pada kita.

 

Bagaiamana dengan kita? Tuhan sudah memberikan kepada setiap kita talenta dan kemampuan. Sudahkah kita gunakan untuk menjadi berkat bagi sesama? Ataukah kita lebih menitik-beratkan pada kelemahan yg ada pada kita sehingga kita malu untuk berbuat sesuatu dan merasa diri kecil. Biarlah melalui Dorkas, kita diberi keberanian untuk melayani Tuhan dengan apa yang ada pada kita, walaupun yang ada pada kita mungkin sesuatu yang  sangat sederhana, asalkan dilakukan dengan ketulusan dan sukacita, akan berharga bagi Allah dan sesama. Muliakan Dia dengan hidupmu.

 

(Fidya N. Djuwadi)

2020: DOA. CINTA. SETIA.
“Sebab cinta untuk rumah-Mu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.” (Mazmur 69: 10) Bagi warga...