Warta Minggu Ini
AKU ANAK RAJA

“Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

(Matius 5: 48)


“Aku anak Raja…, engkau anak Raja…, kita semua anak Raja…. Haleluya….” Lirik lagu anak Sekolah Minggu ini mampu membangkitkan imajinasi anak, betapa bangga dan bahagianya menjadi anak raja. Anak raja bisa mendapatkan apapun yang dikehendaki hatinya, karena bapanya raja, pemilik kuasa atas negeri yang dipimpinnya. Nyatanya, bukan hanya anak kecil saja yang ingin menjadi anak raja, namun orangtua pun ingin menjadi anggota keluarga kerajaan. Apalagi jika kita bisa menjadi raja, tentu sangat membuat hati kita bangga.

Beberapa tahun lalu, kita sempat digegerkan dengan adanya berita sekelompok orang yang mengaku sebagai keturunan raja dan ingin mendirikan kerajaannya dengan membuat pemerintahan sendiri. Mereka membuat hukum kerajaan, seragam, bahkan mata uang sendiri. Masyarakat pun direkrut untuk menjadi bagian dari kerajaannya dengan membayar sejumlah uang. Tentu saja, kerajaan ini pun segera berakhir ketika berurusan dengan pihak kepolisian.

Berbeda dengan keinginan orang yang akan merasa bangga jika menjadi anggota kerajaan, Pangeran Harry yang adalah anggota kerajaan Inggris, memilih untuk mengundurkan diri dari anggota kerajaannya. Menurutnya, sebagai anggota kerajaan, dirinya dibatasi oleh hukum dan peraturan kerajaan yang sangat ketat sehingga dia merasa tidak bebas melakukan apa yang diingininya. Ketika dia keluar dari anggota kerajaan, dia bebas dari kewajiban anggota kerajaan, tetapi dia juga kehilangan hak istimewa anggota kerajaan.

Ternyata tidak mudah menjadi anak raja, ada hukum dan peraturan yang mengikatnya. Selain memiliki hak istimewa, ada kewajiban dan tanggung jawab yang dijalaninya. Kita pun sebagai anak Raja di atas segala Raja, tidak hanya memiliki hak istimewa keselamatan, tetapi kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab di dunia ini. Kerajaan kita di Sorga dipimpin oleh Raja yang telah memberikan teladan sewaktu hidupnya di dunia ini dan sekarang kita dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya. Raja kita yang kita panggil sebagai Bapa, adalah Bapa yang sempurna dan menghendaki kita pun sempurna dalam ketaatan kepada Firman-Nya. Bapa yang sempurna menyertai kita senantiasa dan tidak pernah meninggalkan kita.

Kesempurnaan Allah, Sang Raja, inilah yang menyempurnakan kehidupan iman kita. Saat Kristus mengatakan kita harus sempurna artinya mari kita berusaha keras untuk melakukan semua yang diajarkan-Nya. Usaha yang keras, sekalipun mungkin ketika melakukannya kita tidak lepas dari kerapuhan, Dia menyempurnakannya sehingga kita mampu melakukan panggilan sebagai anak Raja. Mari kita mengerjakan bagian kita dengan baik, dan Tuhan yang menyempurnakannya sesuai kehendak-Nya. Biarlah dalam menjalani hidup sebagai anak Raja, kita mengingat, “…sebab justru dalam kelemahanlah, kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor. 12: 9a).

(Debby Puspita)

THERE IS NO LITTLE ENEMY
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12 : 18) Judul di atas...