
“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!”
(Filipi 4: 5)
Ayat di atas seringkali dikaitkan dengan dua hal: kebaikan hati yang identik dengan pemberian materi, dan pemberiannya perlu dipublikasikan. Lalu sepertinya ayat ini terkesan kontradiktif dengan ayat yang mengingatkan jika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu mengetahuinya (Matius 6:3). Jadi yang mana yang benar?
Sebagai pengikut Yesus, tentu saja standar yang kita gunakan selalu mengacu pada teladan yang sudah dilakukan-Nya, termasuk seperti apa kebaikan hati yang dipraktikkan Yesus selama masa pelayanan-Nya di dunia. Ternyata kebaikan hati Yesus tak melulu berbicara tentang pemberian materi atau mujizat-mujizat. Kita belajar dari Alkitab bahwa kebaikan hati Yesus berdasar pada pribadi-Nya yang penuh kasih, amat mudah trenyuh, berbela rasa dan tidak diskriminatif terhadap semua orang. Yesus tak menghakimi perempuan yang dicap sebagai penzinah. Dia tak rikuh makan di rumah seorang pemungut cukai. Dia juga melarang orang untuk bercerita tentang perbuatan-Nya setelah dia menerima mujizat dari Yesus. Kebaikan hati Yesus berdampak pada pemulihan relasi, memerdekakan, menghapus jurang perbedaan dan membuat orang kembali merasa berharga. Walaupun demikian kebaikan hati Yesus tak selalu bisa diterima dengan sikap yang baik. Ada saja yang menaruh curiga dan berprasangka buruk atas perbuatan baik-Nya. Namun, Yesus tetap memperlihatkan kebaikan hati, bahkan hingga menjelang kematian-Nya, dengan mendoakan pengampunan bagi orang yang menganiaya-Nya.
Makna kebaikan hati jika mengacu pada teladan Yesus, ternyata tidak sesempit hanya pada pemberian materi atau fokus pada ‘agar orang tahu’. Kebaikan hati pun bisa berbentuk tindakan yang tidak memandang rupa pada sesama, tidak menghakimi, bersedia mendengarkan dan menguatkan orang yang sedang berbeban, memperjuangkan hak-hak kaum marjinal yang terpinggirkan dan jadi agen pembawa damai sejahtera.
Kita pun dipanggil untuk belajar memperluas kebaikan hati kita. Lakukan dari hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan. Misalnya saja, menjelang tahun politik ini, kebaikan hati kita dapat lakukan sebagai pengikut Yesus adalah menjaga ketenangan, tidak mudah menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, serta menunjukkan kesediaan menghargai perbedaan pandangan dan pilihan yang berbeda. Kita juga dapat terus mendoakan proses pesta demokrasi yang berlangsung boleh berjalan dengan baik, aman dan damai. Selamat menyatakan perbuatan baik kita. Kiranya Tuhan memberkati kita.
(Rina Nicholas)