Warta Minggu Ini
HIDUP UNTUK ALLAH

“Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”

(1 Korintus 6: 20)

Saya membaca sebuah renungan yang memberkati hidup saya. Renungan mengenai seorang novelis Rusia bernama Leo Tolstoy. Dia menceritakan tentang seorang tukang sepatu bernama Martin. Setelah istri dan anaknya meninggal, tukang sepatu itu meratap penuh keputusasaan kepada kawan lamanya yang saleh, “Sekarang, untuk apa saya hidup?” Kemudian kawannya menjawab, “Kamu hidup untuk Allah, Martin. Untuk Allah!” “Lalu bagaimana cara hidup bagi Allah?” tanya Martin. Kristus telah menunjukkan jalan-Nya kepada kita, belilah Injil dan bacalah. Di sana akan kau temui bagaimana cara kita hidup bagi Allah, kata kawannya. Maka pada hari itu juga, Martin membeli Alkitab dan mulai membacanya. Semakin lama ia membaca, semakin jelaslah apa kehendak Allah bagi dirinya dan apa artinya hidup bagi Allah. Beban di hatinya pun semakin ringan. Ia mulai menyadari bahwa ternyata hidupnya selama ini belum sesuai dengan perintah Yesus. Ia pun kini berdoa kepada Yesus agar ia dimampukan untuk melakukan perintah-Nya.

Tuhan mengasihi kita dengan berbagai cara dan peristiwa. Salah satu caranya adalah pada saat kita harus melewati masa-masa kehilangan sesuatu atau seseorang yang kita kasihi. Kita biasanya menaruh harapan kepada apa yang kita kasihi dan ketika itu hilang, kita merasa kehilangan segalanya, termasuk makna dan tujuan hidup kita. Kisah Leo Tolstoy menunjukkan pada masa sulit, Tuhan menyediakan kawan yang baik, yang menyadarkan bahwa kita hidup bukan untuk hal yang bersifat sementara, yang bisa hilang sewaktu-waktu. Kita hidup untuk hal yang bersifat kekal, yang tidak bisa hilang untuk selamanya.

Dalam beberapa minggu terakhir, kita telah merayakan kelahiran, kematian, kebangkitan, kenaikan Tuhan Yesus ke Surga dan hadirinya Roh Kudus. Apabila kita masih hidup di dunia ini, sambil menantikan kedatangan Kristus kembali, maka kita memiliki tujuan dan harapan hidup, yaitu memuliakan Allah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus. Memuliakan Kristus, berarti kita tetap semangat menjalani hidup ini dengan rasa syukur; sekaligus kita bisa belajar menjadi seperti temannya Martin yang saleh. Kita dapat menjadi teman yang membagikan terang Injil kepada sesama kita yang sedang kehilangan makna dan tujuan hidup. Inilah hidup di dalam dan untuk Kristus. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua dan memampukan kita untuk memuliakan nama-Nya selama kita masih diberi nafas hidup oleh-Nya.

(Debby Puspita)

BELA RASA DI PAHITNYA HIDUP
“Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu bahwa dengan bekerja keras begini kita harus membantu orang-orang yang lemah...