Warta Minggu Ini
KEBANGKITAN-NYA MERENGKUH KERAPUHAN HIDUP

“Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman…”

(Yohanes 20: 15a)

Mengimajinasikan kisah perjumpaan Tuhan Yesus dengan Maria Magdalena pada peristiwa kebangkitan sungguh menarik. Dalam dukacitanya, Maria Magdalena tidak bisa mengenali Tuhan Yesus yang bangkit bahkan menyangka Dia adalah penunggu taman. Dengan catatan ini, kita dapat membayangkan percakapan di antara keduanya berada di sebuah taman, dan kubur Tuhan Yesus ada di dalamnya.

Dalam catatan Alkitab, ada beberapa kisah yang menggunakan taman sebagai setting lokasinya. Misalnya saja, kisah penciptaan, Allah menciptakan taman Eden sebagai tempat seluruh ciptaan berinteraksi harmonis dan menikmati kehidupan. Taman Eden pula yang menjadi petanda peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kisah lain tentang taman di Perjanjian Baru adalah Tuhan Yesus yang berdoa di taman Getsemani. Setting taman muncul berikutnya di dalam peristiwa kebangkitan Kristus ini.

Lucy Lind Hogan memberi tafsiran menarik dari simbol taman di dalam Alkitab ketika dia membandingkannya antara kisah kejatuhan manusia dan peristiwa kebangkitan ini. Dia mengatakan pada kisah kejatuhan, Allah mengusir keluar Adam dan Hawa dari taman Eden. Mereka masuk dalam penderitaan karena terpisah dengan Allah setelah keluar dari taman tersebut. Sedangkan pada peristiwa kebangkitan, Tuhan Yesus menyuruh Maria Magdalena keluar dari taman untuk menjadi saksi pembawa kabar baik kepada para murid lainnya. Jika kita amati, tafsiran Hogan ini memberikan penegasan pada makna kebangkitan yang mendalam sebagai karya keselamatan Allah.

Saat kita memperingati Paska, kita sudah sangat akrab dengan simbol-simbol telur, salib, kubur kosong, maupun kelinci. Namun, kali ini, taman pun dapat menjadi simbol yang khusus dari kebangkitan-Nya. Taman itulah yang mengingatkan kita bahwa Allah menjumpai Maria Magdalena, seseorang yang hidup dalam kerapuhannya, baik karena statusnya sebagai perempuan, yang lebih rendah daripada lelaki; plus, dia bukan perempuan yang cukup terhormat dalam masyarakat. Taman, tempat kubur Yesus, pula menjadi simbol dari rengkuhan Allah terhadap kerapuhan hidup dipulihkan dengan panggilan kepada yang rapuh untuk menjadi saksi pewarta kebangkitan Kristus. Taman ini pun menjadi lokasi kesempurnaan kasih Allah yang nyata melalui sapaan persahabatan yang memulihkan hidup.

Tema Paska kita tahun ini adalah “Kebangkitan-Nya Merengkuh Kerapuhan Hidup.” Pada tema ini, kita ingin diajak untuk menikmati ‘taman kebangkitan’ yang menghadirkan pengalaman perjumpaan kita dengan Allah yang hidup. Di saat kita rapuh, terutama di masa pandemi ini, Allah tak membiarkan kita sendirian. Dia menghadirkan diri-Nya dengan panggilan untuk menjadi saksi karya keselamatan-Nya. Dia tahu kerapuhan hidup kita malahan menjadi kekuatan bagi dunia kita yang sedang rapuh juga.

Kiranya taman kebangkitan dalam diri kita selalu menyemangati kita untuk tetap menjalani panggilan untuk menjadi saksi-Nya. Kiranya taman kebangkitan meneguhkan kita untuk tetap percaya bahwa dalam kerapuhan, Allah hadir dan merengkuhnya sehingga kita mampu bertahan menghadapi masalah dan menjadi berkat. Selamat Paska.

(Pdt. Linna Gunawan)

AKU CINTA INDONESIA
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”...