Warta Minggu Ini
TIDAK TERUKUR

“Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada apa yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.”

(Efesus 3 : 20)

Michael Crichton menuliskan sebuah novel, judulnya Prey tentang partikel nano yang menjadi mesin pembunuh. Nano berasal dari bahasa Yunani, yang berarti kurcaci, yang digunakan untuk pengukuran materi seukuran sepermilyar. Nano partikel saat ini sedang diteliti oleh berbagai ahli untuk mendapatkan manfaat maksimal daripadanya. Nano adalah ukuran terkecil yang saat ini diketahui manusia. Partikel nano sama sekali tak lagi bisa dilihat oleh mata biasa dan ia memerlukan alat mikroskopik khusus untuk dapat melihatnya, namun ia masih bisa diukur.

Manusia dengan seluruh kemampuannya terus menerus berupaya menantang kondisi yang dihadapinya, entah menantang angkasa luar atau menantang dunia mikroskopik. Secara intelektual manusia telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dibanding abad lalu. Namun di balik pencapaian intelektual yang luar biasa, manusia akan selalu tidak mampu memahami Allah. Paulus sendiri menyatakan itu di dalam perikop yang sama dengan ayat di atas (Ef. 3:19) bahwa Allah melampaui segala pikiran (:pengetahuan) manusia. Inilah yang kemudian membuat manusia seringkali merasa kuatir, cemas dan putus asa bagaimana meminta Allah menolong. “Apakah Allah mendengar doa saya?”; “Apakah situasi yang saya alami atas perkenan Tuhan?”; “Apa kehendak Tuhan?” dan sebagainya. Semuanya meng-erosi kepercayaan. Kita tidak mampu mengambil simpanan rasa syukur atas pertolongan Allah di masa lampau.

Disinilah letak kekeliruan manusia dalam pendekatannya tentang Allah, terutama ketika sedang mengalami kesusahan. Manusia mengukur macam pertolongan Tuhan, manusia hendak mengerti kehendak Tuhan, manusia hendak membakukan jawaban Tuhan. Padahal adalah hal yang mustahil membuat “standard operating procedure” tentang Tuhan. Sebab walau penyataan kasih Tuhan bersifat universal, kasih-Nya itu juga bersifat individual, seperti terlihat dalam perumpamaan tentang gembala yang mencari satu domba hilang.

Lalu bagaimana sikap kita ketika berdoa? Manusia hanya punya satu cara dan itu adalah cara yang sangat ampuh: IMAN. Iman memampukan manusia untuk bertahan, memiliki keyakinan bahwa anugerah Tuhan tak lekang dikala susah ataupun senang; Iman yang menuntun untuk melihat bahwa pertolongan-Nya akan sangat detil, terencana, dan jauh lebih banyak dari yang kita pikirkan (rencanakan) atau kita doakan. Bahasa Inggrisnya untuk semua itu adalah immeasurably more, artinya tidak (dapat) terukur. Saya membayangkan Allah memberikan jawaban yang melampaui alam mikroskopik dan jauh lebih besar dari gugusan galaksi alam raya.

Jadi kalau Allah melakukan immeasurably more lalu mengapa kita hendak mengatur-atur bagaimana Allah menangani hidup kita dalam ukuran yang terbatas? Dia tahu dan Dia baik.

(Novi Lasi)

MEMPERLUAS MAKNA KEBAIKAN HATI
“Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4: 5) Ayat di atas seringkali dikaitkan dengan dua...