“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
(Yohanes 15 : 14)
Sammer dan Mohammed adalah simbol persahabatan sejati yang tak dibatasi oleh perbedaan fisik dan agama. Kisah persahabatan mereka terjadi di Suriah dan terekam dalam foto yang diabadikan pada tahun 1889. Sammer adalah laki-laki Kristen yang lumpuh dan pendek fisiknya. Sedangkan Mohammed beragama Islam dan buta. Keduanya menjalani hidup bersama setiap hari dengan gembira. Mohammed selalu menggendong Sammer karena dia memiliki kaki yang kuat berjalan, sedangkan Sammer menjadi pengarah jalan bagi Mohammed dengan mata sehatnya. Mereka tak pernah terpisahkan. Mereka saling membutuhkan dan melengkapi di tengah keterbatasan. Perbedaan agama, yang kemudian hari menjadi masalah di Suriah, tidak pernah menyurutkan persahabatan mereka. Kisah persahabatan mereka berakhir ketika Sammer meninggal dunia. Mohammed menangis dan mengurung diri selama satu minggu sebelum akhirnya dia meninggal, menyusul sahabatnya.
Setiap relasi selalu memiliki chemistry. Bukan hanya soal jodoh, persahabatan pun memiliki chemistry-nya. Chemistry ini yang membuat relasi itu klop di tengah perbedaan dalam persahabatan. Chemistry ini yang juga membuat seorang sahabat menjadi bagian dari hidup sahabatnya. Chemistry menggerakkan seorang sahabat rela berkorban tanpa pamrih bagi sahabatnya. Chemistry membuat mereka yang bersahabat merasakan kebahagiaan sebab setiap pemberian bernilai cinta kasih yang berharga. Persahabatan tak pernah bisa dibeli atau dihancurkan oleh keadaan apalagi materi.
Chemistry persahabatan merupakan keajaiban yang menghidupkan. Dia merupakan misteri yang tak pernah bisa dijelaskan dengan lengkap mengapa persahabatan itu bisa terjadi. Dalam kekristenan, setiap misteri yang mengandung keajaiban berasal dari Tuhan, termasuk chemistry persahabatan. Yesus yang pertama memberikan chemistry persahabatan itu. Dia menyambut siapapun yang menghadirkan cinta tulus dan rela berkorban, seperti yang dilakukan-Nya, sebagai sahabat-Nya. Chemistry itu, menurut Yesus, muncul hadir dalam diri semua orang yang mencintai Allah dan sesamanya.
Chemistry persahabatan bisa juga terjadi antara gereja dengan jemaatnya. Kita tak pernah bisa menjelaskan dengan sempurna mengapa gereja menjadi home bagi kita. Gereja tak pernah sempurna, namun entah mengapa kita tetap betah bahkan mau memberi diri bagi Tuhan dan sesama melalui pelayanannya. Inilah yang terjadi pada relasi kita dengan GKI Kayu Putih. Kita masuk dalam chemistry persahabatan.
Pada tanggal 8 Oktober, sebagai Gereja Tuhan, kita merayakan chemistry persahabatan yang telah terjalin selama 38 tahun. Kita ingin syukuri setiap keajaiban persahabatan yang terjadi dalam kehidupan GKI Kayu Putih. Salah satu wujud atas persahabatan ini adalah hadirnya the House of Friendship. Kehadirannya akan menjadi simbol dan monumen persahabatan kita dengan Allah, Gereja Tuhan dan sesama. Selamat ulang tahun GKI Kayu Putih.
(Panitia Pengadaan Dana – program #JanjiSehati)