Warta Minggu Ini
KASIH TUHAN MENGIRINGIMU
“Dan Ia, Tuhan damai sejahtera, kiranya mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus-menerus, dalam segala hal, kepada kamu. Tuhan menyertai kamu sekalian.”
(2 Tesalonika 3:16)

Dalam beberapa minggu ibadah prapaska di gereja kita, pada bagian berkat di dalam liturgi yang dinyanyikan oleh para Pendeta. Nyanyian berkat tersebut diambil dari buku nyanyian PKJ.180 “Kasih Tuhan Mengiringimu,” Di balik lirik lagu ini menyimpan makna yang mendalam tentang berkat Tuhan yang mengiring hidup kita melalui damai yang Dia berikan. Lagu ini diterjemahkan dari kidung berbahasa Inggris “May God’s Blessing Surround You” dengan lirik sebagai berikut.

May God’s blessing surround you each day As you trust Him and walk in His way May His presence within guard and keep you from sin, Go in peace, go in joy, go in love.

Liriknya penuh pengharapan akan berkat Tuhan yang melingkupi kita setiap hari agar penyertaan-Nya menjaga dan menjauhkan kita dari dosa, kita pun dapat berjalan dalam damai, sukacita dan kasih-Nya.

Hari Selasa, 17 April 2013 ketika saya terbangun di pagi hari, media massa ramai memberitakan tentang pemboman yang beruntun terjadi pada Boston Marathon di Amerika. Dalam media digambarkan betapa peristiwa tragis tersebut menimbulkan korban yang tidak sedikit dan tindakan biadab tersebut membuat kita kembali diingatkan akan bahaya terorisme. Terus terang peristiwa ini memberi dua refleksi dalam hidup saya. Pertama, kita tidak pernah setuju dengan tindakan terorisme, apapun bentuknya. Terorisme merupakan tindakan yang mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Namun tanpa kita sadari, kadang kita menjadi “para teroris” yang merusak rasa damai bagi orang di sekeliling kita.

Kedua, kita seringkali berusaha mencari tempat teraman untuk hidup kita. Peristiwa Boston mengingatkan kita bahwa tidak ada tempat di belahan dunia mana pun yang aman. Kecelakaan, penderitaan bisa saja terjadi di mana pun juga. Keamanan dan rasa damai sebenarnya terletak dalam tangan Tuhan. Kita dipanggil untuk merespon rasa aman dan damai dari Tuhan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana caranya? Bila Tuhan memberi rasa damai pada kita, maka sudah seharusnya kita menjadi pembawa damai bagi orang orang di sekeliling kita. Kita dipanggil untuk maju dalam terang kasih-Nya dan meneruskan damai itu pada orang di sekeliling kita termasuk keluarga kita, rekan kerja dan siapapun.

Biarlah renungan ini, selain mengingatkan kita akan kedamaian hidup ini, menjadi bagian dari keprihatinan kita atas tragedy Boston Marathon. Marilah kita mendoakan para korban dan keluarga agar mereka merasakan bahwa Allah bersama mereka. Mereka tidak sendirian. Allah juga menangis dalam penderitaan mereka saat ini. Go in peace, go in joy, go in love!

(Yanuar Tedjawidjaja)

JANGAN MENGHALANG-HALANGI MEREKA
“Melihat hal itu, Yesus marah dan berkata kepada mereka: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan halang-halangi mereka, sebab orang-orang...