Warta Minggu Ini
GOSPEL ITU ENERGI

“Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah”.

(1 Korintus 1 : 18)

Gospel adalah Injil. Namun gospel sebagai sebuah genre musik baru muncul pada kuartal pertama abad 20. Kurang jelas, bagaimana awal kisahnya, hingga genre ini dikenal dengan sebutan gospel. Kalau lagu-lagu yang dihasilkan sangat kental dengan nuansa spiritual kekristenan, di mana Injil menjadi pondasinya, maka ia disebut gospel, bukankah banyak genre lain yang juga sangat lekat dengan Injil namun orang tidak mengenalnya sebagai lagu gospel? Untuk bagian hal ini, kita lewatkan saja, sebab ada hal yang lebih penting untuk kita ketahui seputar genre ini. Gospel adalah kisah panjang tentang perjuangan kaum tertindas dalam konteks awal mengapa genre ini tercipta. Mereka kaum kulit hitam Afrika yang dibawa ke Amerika sebagai budak. Sejarah telah melekatkan dan memberikan stempel bagi mereka sebagai kelas buangan. Namun sejarah akhirnya mampu meralatnya, sebab di balik kelemahan mereka, teryata tersembunyi, bahkan akhirnya lahir sebuah kekuatan yang dahsyat.

Pengaruh yang diberikan oleh kaum kulit hitam bagi kemajuan dunia, ternyata jauh lebih masif dan luar biasa. Dari antara merekalah lahir banyak legenda. Louis Armstrong, Nat King Cole, Michael Jackson, Edhie Murphy, Will Smith, Denzel Washington, Mohamad Ali, Mike Tyson, Magic Johnson, Michael Jordan, Oprah Winfrey, Whitney Houston, Mariah Carey dan masih banyak lagi, adalah nama-nama yang sudah begitu melekat dalam benak dan pikiran kita. Orang-orang kulit hitam di Amerika juga memberikan sumbangan besar bagi perkembangan gereja (lahirnya Pentakosta dan kharismatik tak bisa dilepaskan dari sejarah mereka). Begitu juga sumbangan bagi perkembangan musik (blues, jazz, rock dan perkembangan yang muncul sesudahnya). Hal itu yang membuat keberadaan mereka tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Mengapa bisa demikian? Inilah misteri sebuah kelemahan. Kelemahan tak jarang berbuah sesuatu yang dasyat. Ketika mereka ditindas dan dipinggirkan, mereka tetap mencari cara bagaimana tetap bisa eksis. Dalam ketertekanan itulah, kreativitas lahir, sebagai sebuah kompensasi positif yang ujungnya menjadi sesuatu yang berdampak indah bagi dunia. Bukankah itu pula yang terjadi dengan Injil (baca: gospel)? Injil adalah sebuah kebodohan bagi dunia, tapi pemberitaan itu menjadi kekuatan Allah. Memakai apa yang tampaknya lemah, tampaknya tak berguna, tak bernilai, itulah cara yang seringkali dipakai oleh Allah. Itu pula yang sudah kita lihat dan buktikan melalui kehadiran lagu-lagu gospel. Keindahan pada akhirnya, itu tak lepas dari kesusahan pada awalnya. Kesusahan yang tidak diisi dengan keluhan, karena keluhan justru akan memperlemah hidup kita. Namun kesusahan yang kita jalani dengan optimisme, melahirkan rasa percaya bahwa Tuhan turut berkarya di dalamnya. Kesusahan semacam ini justru menjadi sebuah energi, untuk meraih hal-hal besar.

(Pdt. Natan Kristiyanto)

KEPUNYAAN ALLAH
“Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku.” (Yesaya 43: 1b)...