Warta Minggu Ini
HIDUP BERARTI BERBUAH

“… Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku. Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah…”

(Filipi 1 : 20b – 22a)

Saat saya menulis renungan ini, di berbagai media sedang diramaikan dengan berita kedukaan atas meninggalnya seorang bayi bernama Adam Fabumi di usia 7 bulan. Saya tidak mengikuti berita-berita tentang Adam sebelumnya, sampai saat saya mendengar bagaimana kisah hidupnya dan perjuangannya melawan penyakit yang dideritanya, saya pun menjadi tertarik untuk mengetahuinya. Sejak di dalam kandungan, Adam sudah divonis mengidap sindrom Dandy Walker, yaitu kondisi medis yang mengakibatkan kelainan bawaan otak pada bagian serebelum dan pelindung cairan utamanya. Pada beberapa kasus, ada partisi otak yang absen. Kemudian setelah lahir, sederet penyakit juga divoniskan kepada Adam. Yang terakhir adalah penyakit langka Trisomy 13, yaitu kelainan yang terjadi pada kromosom 13, yang membuatnya memiliki 3 salinan, padahal biasanya kromosom normal hanya memiliki salinan sepasang. Kondisi ini menghasilkan kecacatan dan kelainan fisik di banyak bagian tubuh, seperti jantung, otak, tulang belakang. Kondisi ini hanya terjadi dalam setiap 1 dari 16.000 kelahiran. Namun yang membuatnya menjadi luar biasa, adalah bagaimana perjuangan Adam dan orangtuanya yang tidak pernah putus asa dalam menghadapi berbagai penyakit ini. Sampai detik terakhir di masa hidupnya yang singkat, Adam dapat memberikan dampak dan menginspirasi begitu banyak orang, sampai akhirnya berdirilah Adam Fabumi Foundation untuk membantu mereka yang juga sedang berjuang melawan penyakit.

Sebagai pengikut Kristus, kita pun dipanggil untuk memberi hidup yang berdampak bagi sesama. Berapakah usia kita saat ini? Sudah berapa banyak waktu yang Tuhan berikan untuk kita? Apakah kita sudah memakai waktu anugerah Tuhan itu dengan baik? Adakah waktu yang kita sia-siakan? Dalam Filipi 1 : 22a, Paulus berkata, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah.” Ayat ini mengingatkan kita, selama Tuhan masih menganugerahkan kehidupan bagi kita, maka selama itu pula kita menyerahkan hidup kita untuk dipakai Tuhan menjadi alat-Nya. Kita dipanggil untuk menjalani kehidupan yang berdampak bagi orang lain serta menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan bukan sekadar buah biasa tapi buah yang manis yang dapat menjadi berkat bagi sesama serta memuliakan Tuhan.

Dengan kata lain, Paulus mengingatkan, yang terpenting bukan seberapa lama kita hidup, tapi seberapa besar hidup kita berdampak dan berbuah bagi orang lain. Yesus sudah memberikan teladan bagi kita, selama 33 tahun Yesus ada di dunia ini, telah begitu banyak orang yang merasakan kasih Allah. Keteladanan-Nya di dalam melayani, penyerahan diri-Nya sesuai kehendak Bapa untuk menebus dosa-dosa kita. Hal ini mengajarkan kita untuk bersedia memberikan diri melayani dan mengasihi sesama.

Saya ingat istilah “YOLO: You Only Live Once”. Hidup kita hanya sekali. Kiranya kita dapat menjalani kehidupan ini sesuai dengan tujuan yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita, untuk menjadi alat-Nya. Kita menghasilkan buah, menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan nama-Nya. Kiranya Tuhan menolong dan memampukan kita.

(Sylvana Malonda)

PRIBADI YANG PALING MENGENAL KITA
“TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Sebab...