Warta Minggu Ini
TUHAN ADALAH GEMBALAKU, ITU SAJA CUKUP

“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”
(Ibrani 13 : 5 – 6)

Suatu ketika seorang pendeta jemaat yang mendapatkan jadwal berkhotbah ditanya oleh staf Tata Usaha (TU) gereja tentang tema khotbah minggu depan agar tema itu dapat segera dicantumkan dalam warta jemaat. Sang pendeta menjawab: “Tuhan adalah Gembalaku.” Staf TU gereja yang mendengar tema khotbah yang sangat singkat dan sudah sering dibahas ini, bertanya kembali, “Itu saja pak, tidak ada tambahan lain atau penjelasan tema?” Maka sang pendeta mengulang kembali tema tersebut: “Tuhan adalah Gembalaku, itu saja cukup.” Maksudnya adalah tema untuk minggu depan hanyalah “Tuhan adalah Gembalaku” dan cukup sampai di situ saja. Entah karena salah menangkap maksud dari pendeta ini ataupun lainnya, tema yang dicantumkan dalam warta adalah “Tuhan adalah Gembalaku, Itu Saja Cukup.”

Masalahnya, hal ini baru disadari ketika warta jemaat sudah dicetak dan tersedia untuk diambil oleh jemaat. Tentu hal ini membuat pendeta agak jengkel atas kesalahan staf TU ini. Dia hendak menemui staf TU gereja agar meralat warta tersebut. Pada saat hendak menemuinya, ketika membaca kembali tema yang dicantumkan dalam warta itu, justru kata ‘itu saja cukup’ ini menjadi sebuah refleksi baru, mengingatkan si pendeta akan kasih dan pertolongan Tuhan yang selalu cukup untuk manusia. Akhirnya, justru kata ‘itu saja cukup’ menjadi sebuah pesan penting dari Ibadah Minggu yang dilayankan. Kata-kata ini mengingatkan justru ketika kita bersama dengan Tuhan, bersama Sang Gembala bagi hidup kita, kehadiran-Nya saja sudah cukup bagi kita, tanpa perlu adanya embel-embel lain yang ingin kita miliki agar merasa aman.

Penulis surat Ibrani mengirimkan hal yang sama untuk jemaat-jemaat diaspora mengenai kehadiran Tuhan dalam hidup jemaat. Pada ayatnya yang kelima, Paulus mengingatkan agar mereka tidak menjadi hamba uang. Mungkin persoalannya, jemaat Ibrani mencari ‘rasa aman’ melalui materi. Jemaat diingatkan bahwa Allah mengasihi mereka, menjaga mereka dan tidak meninggalkan mereka. Ibarat seorang gembala yang menjaga domba-dombanya, Tuhan tidak membiarkan domba-domba-Nya jatuh ke mulut serigala. Rasa aman jemaat dapat peroleh melalui kehadiran Tuhan.

Kita pun diingatkan sekali lagi mengenai pertolongan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari. Allah tidak pernah meninggalkan kita, walaupun seringkali kita melupakan-Nya dalam pergumulan keseharian kita. Sebagai umat yang dikasihi Allah, kita dipanggil untuk mengatakan ‘itu saja cukup’ dalam hidup kita. Cukup, bagi kita, hidup bersama dengan Allah. Cukup bagi kita untuk berserah kepada Allah dalam segala usaha dan karya kita. Allah tidak meninggalkan umat-Nya, dan di dalam penyertaan-Nya itulah, Allah memberikan kecukupan bagi kehidupan setiap orang. Kiranya Allah memampukan kita menyakini bahwa bersama dengan Dia saja sudah cukup bagi kita.

(Michael Suryajaya, S.Si (Teol))

TELADAN SEORANG ANAK KECIL
“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu,...