Warta Minggu Ini
MENGIKUT YESUS, KEPUTUSANKU

Tetapi Yesus berkata : “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
(Lukas 9 : 62)

Beberapa Minggu yang lalu ketika saya berkesempatan melayani di salah satu jemaat, saya merasa terberkati dengan khotbah yang disampaikan. Di bawah tema : “Mengikut Yesus, Keputusanku”, tema yang menurut beberapa orang merupakan tema klasik yang sudah umum. Namun di balik tema tersebut, mengikut Yesus setidaknya ada tiga hal yang harus kita jalani walaupun tidak mudah jalannya. Pertama, kita harus mempersiapkan diri dalam sebuah perjalanan yang jauh dari kenyamanan. Kedua, mengikut Yesus membutuhkan komitmen dan pengorbanan dan yang ketiga kerelaan melepaskan masa lalu yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Artinya mengikut Yesus, kita harus siap melangkah ke depan dan tidak menoleh ke belakang.

Seringkali kita merasa bahwa mengikut Yesus, pastilah semuanya akan baik-baik saja. Namun jika kita menelaah lebih jauh, iman kita justru semakin bertumbuh ketika dalam mengikut Yesus begitu banyak “kerikil dan ketidaknyamanan” yang kita hadapi. Si pengkhotbah memberikan contoh ketika ada seorang anggota jemaat yang begitu tekun dan giat dalam pelayanan di gerejanya, namun dia harus menerima respons negatif yang dilontarkan salah seorang warga jemaat tempatnya bergereja. Respons tersebut hampir saja membuat orang tersebut undur dari pelayanan. Seringkali tanpa sadar, kita suka menghakimi orang yang sungguh-sungguh ingin melayani Tuhan hanya dengan melihat penampilan luarnya saja.

Ilustrasi tersebut mengingatkan saya bahwa ketika begitu banyak ketidaknyamanan yang kita alami dan apabila kita sudah berkomitmen: “Mengikut Yesus, keputusanku,” maka kita juga harus bersiap untuk tetap melayani Tuhan dengan segala talenta yang telah Tuhan beri berikut risikonya. Kita harus siap menerima segala macam ketidaknyamanan dalam melayani Tuhan. Tuhan mengetahui kedalaman isi hati kita, termasuk motivasi pelayanan kita. Kita dipanggil untuk menjadi pelayan Tuhan yang tangguh dan berkomitmen serta tidak lagi menoleh ke belakang. Inilah yang diingatkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya dan kita. Saat kita sudah berkomitmen untuk melayani, untuk melakukan pekerjaan Tuhan, terimalah tanggung jawab dan risikonya. “Menoleh ke belakang” dalam perkataan Tuhan Yesus di Injil Lukas memberi kesan negatif. “Menoleh ke belakang” di sini bukan berarti kita bisa belajar dari kesalahan di masa lalu. Sebaliknya saat kita menoleh ke belakang, ada banyak hal yang bisa menghalangi kesungguhan kita dalam melayani: masa lalu yang pahit, keluhan, kritik, atau keadaan kita yang menyenangkan di masa lalu.

Selamat menikmati cinta kasih Tuhan dan selamat menjadi pengikut Tuhan yang terpanggil untuk memberi yang terbaik dan bukan yang sisa. Kiranya hanya cinta kasih Tuhan yang memampukan kita untuk menjadi pengikut Tuhan yang siap dibentuk dan terus melangkah ke depan. Jangan “menoleh ke belakang.” Soli Deo Gloria.

(Kumalawati Abadi)

KETIKA YANG ADA HANYA KRISTUS
“Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”.” (Ibrani 13:...